Dalam Dunia Pertanian terdapat beberapa jenis teknik
budidaya tanaman mulai dari Perbanyakan melalui biji dan juga dari bagian tanaman itui sendri contoh nya Okulasi dan Stek.
Okulasi sering juga disebut menempel pembiakan tanaman dengan
okulasi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan stek dan cangkok.
Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai kualitas yang sama dengan induk nya sebgai contoh apabila kita memiliki tanaman yang memiliki perakaran yang kuat tetapi buah dengan kualitas jelek maka kita jadikan batang bawah dan kita dapat menempel (Mengokulasi) dengan tanaman yang memiliki buah dengan kualitas bagus Bisa demikian karena okulasi merupakan penggabungan dua tanaman yang masing-masing tanaman memiliki
keunggulan yang berbeda. Penggabungan kedua sifat unggul inilah
menjadikan tanaman hasil okulasi akan memiliki keunggulan yang berbeda
dari induknya. sama halnya dengan penyambungan okulasi ini
menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu spesies atau dari
satu varietas. Okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena antara batang atas dan batang bawah
kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Waktu
untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit pohon
mudah dikelupas dari kayunya. Kulit mudah dikelupas dari kayunya ini
terjadi pada waktu pembelahan sel pada kambium berjalan aktif. Setiap
jenis tanaman mempunyai waktu pembelahan sel yang berbeda, ada yang
aktif di musim kemarau ada pula yang aktif di musim penghujan.
1).Tahap-tahap okulasi
Secara umum pekerjaan okulasi ini terdiri dari pengirisan batang
pokok (membuat jendela okulasi), pengambilan dan penyisipan mata,
pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang bawah.
Pelepasan ikatan dan pemotongan batang bawah sering disebut pemerliharaan okulasi.
a. Mengiris batang bawah (membuat jendela okulasi)
Bentuk
irisan tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Misalnya kita
lakukan irisan dengan bentuk huruf T, apabila kita melakukan okulasi
cara huruf T. Irisan ini dibuat pada bagian kulit yang halus, irisan
tidak boleh terlalu dalam, dan kedalaman yang baik adalah setebal kulit
batang. Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayunya dapat
mengakibatkan kegagalan okulasi.
Posisi
atau letak jendela okulasi harus memperhatikan letak matahari, bila
matahari berada di sebelah utara katulistiwa, maka letak jendela okulasi
diusahakan di sebelah selatan. Begitu juga bila matahari berada di
sebelah selatan katulistiwa maka letak jendela okulasi berada di sebelah
utara. Hal ini untuk menghindari agar tempelan tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Cara ini berlaku hanya pada bibit batang bawah
yang disemaikan dalam bedengan. Bila batang bawah disemaikan pada
polybag/pot letak jendela okulasi tidak menjadi masalah, karena bibit yang disemaikan dalam polybag mudah diatur letak/posisinya.
b. Mengambil mata tempel
Pengambilan mata dapat dilakukan dengan tiga cara. Dengan demikian
dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang
digunakan.
Ketiga macam bentuk pengambilan mata yaitu :
1. Segi empat
Bentuk sayatan segi empat dapat diperoleh dengan mengiris secara horizontal
± 1,5 cm di atas dan di bawah mata tunas. Kemudian ujung-ujung irisan
kita hubungkan sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya mata tempel
kita lepaskan dengan menggunakan pisau atau kuku. Cara ini dilakukan
apabila keadaan/kondisi batang atas mudah di kelupas kulit kayunya.
2. Sayatan
Bila
cara pengambilan mata bentuk segi empat sulit dilakukan dapat dilakukan
pengambilan mata dengan bentuk sayatan. Penyayatan dapat dimulai dari
atas atau dari bawah mata. Panjang sayatan ± 3 cm, dan mata tunas berada di tengah-tengah sayatan.
Dalam
penyayatan ini dapat diikutsertakan sedikit kayunya. Setelah tersayat
dengan pelan-pelan kayunya di lepaskan. Kemudian kita lihat dari balik
mata tunas, apakah mata tunasnya berlubang atau tidak, bila mata
tunasnya berlubang tidak dapat digunakan untuk okulasi karena mata
tersebut telah rusak.
3. Bulatan/tempel
Pengambilan
mata tunas yang bulat tidak menggunakan pisau okulasi, tetapi
menggunakan pisau khusus yang berbentuk seperti stempel bulat. Pisau ini
ditancapkan pada cabang tempat mata tunas, lalu di angkat sehingga mata
tunas beserta kulitnya akan menempel pada pisau.
c. Penyisipan/penempelan mata tunas
Mata tunas yang diperoleh kemudian disisipkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah..
Penyisipan ini harus dilakukan
secara hati-hati, jangan sampai merusak kambium. Pada saat penempelan
mata tunas, jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium karena
dapat mengganggu menyatunya penempelan
d. Mengikat tempelan
Untuk mengikat tempelan dapat menggunakan plastik
polianil khlorida. Ukuran tali pengikat kira-kira panjang ± 20 cm lebar
± 1,5 cm, dan tebalnya 0,1 mm. Cara mengikat tempelan dari bawah ke
atas atau sering disebut dengan sistim genteng.
Perlu diperhatikan dalam
pengikatan ini mata tunas jangan diikat terlalu erat. Hal tersebut dapat
mengaki batkan kerusakan pada mata tunas, atau bila memungkin kan mata
tunas tidak perlu diikat.
Ikatan
e. Membuka ikatan
Setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan okulasi, ikatan dibuka untuk dilihat mata tempelnya.
Bila mata tempel masih kelihat
an hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah pertanda okulasi
ini berhasil. Bila mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka
okulasi ini gagal.
Okulasi yang berhasil
f. Memotong batang bawah
Pemotongan
batang bawah dilakukan bila okulasi tersebut sudah dipastikan hidup.
Pemotongan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
- Batang bawah langsung dipotong ± 1 cm di atas okulasi/ mata tempelan dengan bentuk potongan miring kebelakang, sehingga air hujan/siraman dapat jatuh dan tidak mengenai tempelan.
- Batang pokok ± 10 cm di atas mata tempel, dengan tujuan apabila tunas sudah tumbuh tinggi
dapat digunakan untuk mengikat tunas, agar tunas dapat tumbuh tegak
lurus. Apabila tunas sudah tumbuh mencapai ± 30 cm, maka batang bawah
dipotong dengan ketinggian ± 10 cm di atas tempelan.
- Tinggi pemotongan batang bawah sangat tergantung pada jenis tanamann. Misal
tanaman advokat, pemotongan batang bawah dilakukan pada ketinggian ±
30-40 cm di atas tempelan. Bila pemotongan dilakukan terlalu pendek,
tunas okulasi akan mati bersama batang di atasnya.
- Pemotongan tidak dilakukan
sekaligus yaitu batang bawah cukup dipotong ½ batang ± 10 cm di atas
temepelan. Kemudian batang bawah di lengkungkan. Hal ini dimaksudkan
agar peredaran makanan masih berlangsung sehingga pertumbuhan tunas
lebih cepat dan kuat. Setelah tunas okulasi dirasakan sudah cukup kuat,
batang bawah baru dipotong seluruhnya.
Untuk menghindari terjadinya
infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup. Penutupan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat
untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. Tunas
yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan cara
pemotongan yang pertama).
Tunas yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan cara pemotongan yang pertama).
Bila pemotongan batang bawah menggunakan cara yang kedua dan ketiga, maka langsung diikat pada batang bawahnya.
Pengikatan tunas okulasi
2).Cara okulasi
Banyak cara okulasi yang bisa dilakukan diantaranya adalah: okulasi huruf T. Okulasi cara forhert, segi empat dan bulat.
Huruf T dan Forkert
3).Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan okulasi/tempelan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a. Faktor lingkungan
Ø Waktu penempelan
Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari.
Ø Temperatur dan kelembaban
Temperatur
dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan jaringan
halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan.
Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara
7,20 C-320 C, bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan
lambat. Bila lebih dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat
mematikan sel-sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan
adalah 250C-300C.
Penempelan
memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami
kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan
karena banyak sel-sel pada sambungan mati.
Ø Cahaya
Cahaya
matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan berlangsung.
Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau
sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya
yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap
kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.
b). Faktor tanaman
Ø Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada
umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan
menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan
tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan
kuat. Lawan dari kompatibel adalah inkompatibel.
Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang di tempel antara lain :
1) Gabungan antara species, varietas atau klou-klou yang tidak pernah membentuk sambungan.
2) Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan sangat kecil.
3) Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.
4) Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan vegetatif pada permulaan atau akhir musim.
5) Adanya petumbuhan yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.
6) Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).
Ø Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.
Ø Pengelupasan kulit kayu
Pengelupasan
kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu mudah
mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang
akan diokulasi dapat dihindari.
Ø Penyatuan kambium
Agar
persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi,
maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir
sama.
c). Faktor pelaksana
1.Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium, dan juga kesempurnaan dalam membalut luka sayatan merupakan kunci keberhasilan dalam Okulasi.
2.Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan sterilisasi alat, tali pengikat yang tipis dan lentur.