Wednesday, 21 January 2015

Budidaya Domba Garut (Ovies Aries)


 Domba Garut, Ovies Aries, sesuai namanya, pertama kali dikembangkan di wilayah Kabupaten Garut, tepatnya di daerah Limbangan. sekarang domba garut telah menyebar di seluruh provinsi Jawa Barat. terbentuknya ras domba garut di Jawa Barat dimulai tahun 1864. Pada saat itu Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan beberapa ekor domba merino yang kemudian pemeliharaanya diserahkan kepada KF Holle. Lima tahun kemudian, yaitu tahun 1869, domba-domba tersebut dibawa ke kabupaten Garut dan secara bertahap disebar k beberapa penggemar domba, antara lain kepada Bupati Limbangan dan kepada Van Nispen. Untuk Van Nispen diberikan seekor pejantan merino yang kebetulan pada saat itu ia telah memiliki seekor domba kaapstad. selain itu domba merino itu juga disebarkan ke beberapa daerah lain, antara lain seperti kabupaten Sumedang dan Bandung (Merkens dan Sumirat, 1926). Domba itulah yang diyakini sebagai embrio terbentunya ras domba garut. Jadi domba garut merupakan hasil persilangan antara domba lokal dan domba merino dari australia, dan domba Kaapstadz dari Afrika.

Bentuk tubuh domba garut relatif besar dengan badan besar dan berbentuk persegi panjang. Ciri khas domba garut terletak pada pangkal ekornya yang terlihat agak lebar dengan ujung runcing dan pendek. Dahi domba garut pun lebar dengan kepala pendek dan profil sedikit cembung, bermata kecil, dan memiliki tanduk besar melingkar ke belakang dengan bentuk bervariasi. Tanduk besar merupakan ciri ketampanan domba garut jantan, sedangka domba garut betina kalaupun memiliki tanduk tentu berukuran kecil. warna bulu domba garut bervariasi, mulai dari putih, cokelat, hitam, hingga campuran ketiganya. Domba garut memiliki telinga yang pendek yang berbeda dibanding daun telinga jenis domba lokal lainnya. Kuping pendek ini dalam tatanan bahasa sunda disebut ngadaun hiris. Kalaupun ada domba garut yang berkuping panjang, sesuai standar sertifikasi nasional, tidaklah boleh lebih dari 8 cm, dan disebut kuping rumpung.
Untuk budidaya Domba Garut tidak lah terlalu sulit berikut ini saya coba jelaskan garis besar cara untuk beternak Domba garut :

1. Persiapan

Dalam teknik budidaya domba Garut, tidak bisa dipungkiri bahwa peternak perlu menyiapkan kandang yang baik dan sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan domba tersebut. Kandang dibudat dengan kuat sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Ukuran kandang juga harus disesuaikan dengan jumlah ternak yang diperlihara. Kandang harus bersih, mendapatkan sinar matahari pagi dan mempunyai sirkulasi udara yang cukup. Ada baiknya kandang dibuat lebih tinggi untuk menghindari kebanjiran.
Ada beberapa kandang yang harus dipersiapkan sesuai dengan fungsi kandang itu sendiri. Selain itu, ada beberapa tipe dan model kandang yang bisa dipilih sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar.

2. Pembibitan

Tidak bisa dipungkiri bahwa cara budidaya domba Garut yang sempurna tidak akan menghasilkan domba dengan kualitas tinggi jika bibit domba tidak dipilih dengan seksama. Peternak harus memilih bibit domba yang sehat, tidak cacat dan bebas hama penyakit. Bibit domba tersebut berasal dari induk dengan tingkat kesuburan dan kelahiran yang tinggi dan juga berasal dari Bibit unggul dengan spesifikasi tertentu misalnya badan Indukan dan pejantan harus lah besar tidak ada kelainan. Selain itu hindarilah inbreeding (jantan dan Betina berasal dari induk yang sama), dikarenakan apabila tetap dilakukan inbreeding biasanya daya tahan tubuh keturunan yang dihasilkan akan cenderung lemah, presentase karkas dan kecepatan pertumbuhan juga harus dipastikan baik. Oleh karena itu, pembibitan harus diperhatikan secara seksama mulai dari pemilihan induk, proses perkawinan, dan proses kelahiran.

3. Pemeliharaan

Beberapa peternak memilih untuk melakukan pembesaran domba Garut saja karena tidak mau pusing dengan proses pembibitan yang acapkali cukup rumit untuk mendapatkan bibit yang benar-benar unggul. Untuk itu, teknik beternak domba Garut secara detail harus dilakukan termasuk hal-hal kecil tetapi penting seperti menjaga kebersihan kandang. Kandang dibersihkan satu kali dalam seminggu sementara tempat makan, dan minum perlu dibersihkan setiap hari.
Untuk menghindari penyebaran penyakit di antara ternak domba Garut, ternak yang sakit perlu dipisahkan dari domba sehat dan segera diobati. Beberapa jenis penyakit domba dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada domba sehat.

4. Perawatan Ternak Dewasa

Sebagai cara beternak domba Garut yang benar, ada beberapa tekni perawatan yang harus dilakukan pada domba dewasa. Domba perlu dimandikan secara rutin paling tidak satu minggu satu kali dengan menggunakan sikat dan sabun kemudian dikeringkan di bawah terik matahari pagi. Pencukuran bulu dilakukan paling tidak enam bulan sekali dengan sisa cukuran sepanjang 0,5 cm. Kuku domba perlu pula dipotong minimal 4 bulan sekali. Kebersihan kandang pun perlu diperhatikan karena apabila di dalam kandang terdapat tumpukan kotoran maka kotoran tersebut akan membusuk dan menimbulkan bakteri dan kuman penyakit yang dapat menyerang domba, untuk kandang cukup di bersihkan seminggu 2 kali agar kotoran dan sisa pakan tidak membusuk di dalam kandang.

5. Pakan

Pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan domba perlu dilakukan seksama agar kebutuhan zat gizi termasuk vitamin, mineral, air, protein, lemak, dan karbohidrat terpenui dengan sempurna. Ada empat golongan pakan domba yaitu rumput-rumputan (rumput gajah, rumput alam, dan sebagainya), kacang-kacangan (daun lamtoro, daun kacang-kacangan, dan lain-lain), hasil limbah pertanian (daun pisang, daun jagung, daun nangka, dan sejenisnya), dan makanan penguat atau konsetrat (bekatul, ampas tahu, dan lain-lain).

Kombinasi Pakan

Campuran pakan dari bahan-bahan tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan umur domba. Ternak dewasa sebaiknya diberikan pakan rumput dan daun dengan perbandingan 3:1 sementara induk bunting memerlukan pakan rumput dan daun dengan perbandingan 3:2 ditambah 2-3 gelas konsentrat. Induk menyusui perlu diberi pakan rumput dan daun dengan perbandingan 1:1 dengan tambahan 2-3 gelas konsentrat. Sementara itu, anak yang belum disapih diberi pakan rumput dan daun 1:1 dan anak lepas sapih diberi pakan rumput dan daun 3:2 ditambah 0,5-1 gelas konsentrat 

6. Hama Penyakit

1. Penyakit Mencret

Penyebab: bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.

2) Penyakit Radang Pusar

Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol (Desinfektan).
3) Penyakit Cacar Mulut
Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannyaterasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.

4) Penyakit Titani

Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium.

5) Penyakit Radang Limoah
Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang. Pengendalian: dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.

6) Penyakit Mulut dan kuku
Penyakit menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.

7) Penyakit Ngorok
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur. Pengendalian:  menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.

8) Penyakit perut Kembung
Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.

9) Penyakit Parasit Cacing
Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.

10) Penyakit Kudis
Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian: dengan mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.

11) Penyakit Dermatitis
Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.

12) Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang. Pengendalian: pemberian obatobatan antibiotika melalui air minum.

Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan:

a) Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
b) Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
c) Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan mangannya.
d) Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
e) Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang
terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
f) Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu
g) Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
h) Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.

demikian lah petunjuk singkat tentang Budidaya Domba Garut, semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment