Budidaya Sapi Perah

Sama hal nya dengan Sapi Pedaging, sapi perah sudah sangat dikenal oleh masyarakat karena susunya dapat dikonsumsi oleh segala umur. Susu sapi adalah sumber pangan yang sangat sempurna dan tinggi kandungan gizinya sebagai sumber energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Budidaya Sapi Potong (Penggemukan Sapi)

Sehubungan dengan Perkembangan penduduk yang semakin hari semakin bertambah banyak maka kebutuhan akan makanan terutama Susu dan Daging semakin bertambah.

Budidaya Bunga Krisan

Krisan Merupakan Tanaman Bunga Hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon).

Budidaya Jamur Tiram

Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.

Budidaya Domba Garut (Ovies Aries)

Domba Garut, Ovies Aries, sesuai namanya, pertama kali dikembangkan di wilayah Kabupaten Garut, tepatnya di daerah Limbangan. sekarang domba garut telah menyebar di seluruh provinsi Jawa Barat.

Tuesday 19 May 2015

Media Tanam Hidroponik

Hidroponik merupakan sistem penanaman Tanaman (Tanaman Sayuran) tanpa menggunakan tanah sebagai mendia tumbuh tanaman melainkan menggunakan media tanam Alternatif sebagai penopang dan tempat tumbuh tanaman, sistem Hidroponik ini tidak memerlukan tempat yang luas untuk menanam karena tidak membutuhkan Tanah samasekali.


Dalam melakukan penanaman dengan sistem Hidroponik ini ada beberapa Media tanam yang dapat digunakan diantaranya :

1. RockWool

Rockwool merupakan media tanam yang terbuat dari Bebatuan yang umumnya terbuat dari batuan Basalt, Batu Kapur dan Batu Barayang dipanaskan dengan suhu mencapai 1.600 derajat Celcius sehingga mencair dan melelh separti Lava, dalam keadaan Mencair bebatuan tersebut disentrifugal hingga membentuk serat dan kemudian setelah dingin rockwool di potong sesuai dengan kebutuhan,Rockwool merupakan salah satu media tanam yang paling banyak digunakan oleh para petani yang mengunakan Sistem Hidroponik. media ini memiliki kelebihan dari media tanam Hidroponik lainnya karena Rockwool ini dapat menyimpan komposisi Air dan Udara, Rockwool dapat digunakan sebagai media tanam mulai dari Penyemaian sampai dengan pada Fase Produks. Rockwool ini memiliki beberapa Keunggulan diantarnya :
a. Ramah Lingkungan karena Rockwool terbuat dari Bebatuan sehingga dapat diuraikan oleh alam
b. Tidak mengandung Patogen Penyebab penyakit pada tanaman
c. Mampu menampung air hingga 14 kali tanah menampung air
d. Dapat mengurangi penggunaan disinfektan
e. Dapat mengoptimalkan penggunaan Pupuk.

Akan tetapi karena Rockwool ini terbuat dari bebatuan menyebabkan PH Rockwoll ini cenderung lebih tinggi sehingga memerlukan penanganan Khusus sebelum dijadikan media tanam atau dengan menggunakan Pupuk yang bersifat Asam.

2. Cocopeat

Cocopeat merupakan media tanam Hidroponik yang terbuat dari Sabut Kelapa, Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki daya serap Air yang cukup tinggi dan memiliki PH yang relatif stabil sehingga sangat bagus untuk pertumbuhan akar.
akan tetapi penggunaan Cocopeat ini biasanya dicampurkan dengan media lain separti Sekam Bakar karena untuk mempertinggi Aerasi (Pernapasan Akar) karena Cocopeat ini memiliki daya serap air yang tinggi sehingga tingkat aerasi sangat Rendah, sehingga banyak petani Hidroponik yang mencampur Cocopeat ini dengan Media yang memiliki tingkat Aerasi tinggi separti Sekam Bakar agar Akar dapat Benafas ( Menyerap Oksigen dengan Baik).

3. Hydroton

Hydroton merupakan media tanam yang terbuat dari Lempung yang dipanaskan dengan bentuk berupa bulatan-bulatan kecil dengan ukuran bervariasi antara 1-2cm, dan memiliki tekstur yang berpori sehingga dapat menyerap air dan karena ukuran nya yang bulat dan tidak bersudut sehingga tidak merusak akar dan menjaga ketersediaan Oksigen yang menyebabkan aerasi akar menjadi tinggi.

4. Sekam Bakar.

Sekam Bakar merupakan media tanam yang paling banyak digunakan oleh petani, bukan hanya pada Hidroponik sekam bakar ini sering digunakan Petani untuk menanam tanaman di dalam Pot atau pada Polybag karena sekam bakar ini memiliki daya ikat air yang tinggi dan memiliki tingkat aerasi yang tinggi sehingga sangat bagus untuk digunakan sebagai media tanam. Sekam Bakar ini memiliki PH yang Netral sehingga sangat bagus untuk digunakan sabagai media tanam Hidroponik akan tetapi penggunaan sekam Bakar pada Hidroponik Sekam Bakar biasanya dicampur dengan Cocopeat agar tanaman memiliki aerasi yang tinggi dan daya serap air menjadi tinggi.

5. Perlite dan Vermiculite

Perlite adalah media tanam yang terbuat dari batuan silika yang dipanaskan dengan suhu tinggi, perlite ini memiliki daya aerasi yang tinggi PH Netral dan memiliki Bobot yang ringan, perlite ini memiliki daya serap air yang bagus sehingga baik untuk perakaran, dalam pemakaian nya biasanya Perlite ini sering dicampur dengan menggunakan Vermiculite.
Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama dengan Perlite yang terbuat dari bebatuan yang diapanaskan dengan Suhu tinggi tetapi Vermiculite memiliki daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan Perlite sehingga bobot nya relatif lebih berat dibandngkan dengan Perlite, dalam penggunaan nya Vermiculite ini biasa dicampurkan dengan Perlite dan Media tanam lainnya dengan perbandingan tertentu.

Demikianlah ulasan tentang Media tanam Hidroponik, bagi anda yang ingin memperdalam ilmu tentang hidroponik Kunjungi lah Cara Menanam Sayuran dengan Hidroponik

Wednesday 25 February 2015

Budidaya Ayam Bangkok (Petarung)

Setelah kita mengenal tentang Jenis Ayam Petarung (Ayam Bangkok), pada kesempatan kali ini saya akan mencoba berbagi tentang Tata cara Budidaya Ayam Petarung (Bangkok). Budidaya Ayam bangkok ini cukup menjanjikan dan memiliki nilai Ekonomis yang lumayan tinggi dibandingkan dengan jenis ayam lainya dikarenakan untuk harga ayam berumur 2-4 bulan harga nya bisa mencapai ratusan ribu rupiah. 
Hal yang paling mendasar dalam Budidaya ayam bangkok ini adalah sebagai berikut :

1. Perkandangan

Dalam Budidaya Ayam Petarung (Bangkok), membutuhkan perkandangan yang relatif luas agar ayam dapat bergerak bebas dan perkembangan nya cepat. untuk memulai usaha Budidaya ayam Bangkok (Petarung) kita harus mengusahakan agar kandang tidak terlalu dekat dengan Pemukiman hal ini bertujuan agar tidak terganggu dan juga menghindari timbul nya Polusi dari Kotoran ayam. dari pengalaman saya untuk memelihara indukan ayam sebanyak 20 ekor diperlukan luas halaman 7 x 5 meter agar dengan dengan kandang menggunakan sistem Potsal (Terdapat Umbaran yang luas), dan disediakan sarang pada kandang-kandang yang telah di sterilkan agar ayam tidak mudah terserang penyakit.

2. Pemilihan Induk

Salah satu faktor Utama dalam Budidaya Ayam Bangkok ini adalah pemilihan Indukan, Ayam Bangkok yang bagus berasal dari Trah Unggul atau Trah Juara, jika pemilihan Indukan Bukan dari Juara maka untuk pemilihan Trah Unggul yaitu dengan cara di adu (Abar) baik untuk pemilihan Babon maupun untuk pemilihan Pejantan dan pilih mana yang memiliki Teknik bertarung Bagus dan Variatif. Disamping dari Teknik bertarung indukan juga dipilih dari Bentuk tubuh dan Kesehatan ayam tersebut karena apabila ayam tersebut sakit maka anakan yang dihasilkan tidak akan maksimal bahkan Seluruh ayam akan tertular. berikut ini merupakan ciri-ciri Indukan Unggul diantaranya :

a. Induk Betina 
  •  Bentuk Kepala Seperti Buah Pinang
  • Mata Manjorok kedalam dan Bening 
  • Bentuk Tubuh seperti Botol
  • Kaki kering dengan jari kaki halus dan panjang
  • Tulang sapit Udang Lebar 
  • Warna Bulu Mengkilat
  • Bebas dari Hama dan Penyakit
  • Berumur 8 Bulan Keatas
b. Induk Jantan 
  • Bentuk Kepala Seperti Buah Pinang
  • Tulang Kepala Tebal dengan Mata menjorok Kedalam dan memiliki alis yang tebal
  • Tulang Leher Rapat dan Besar 
  • Memiliki sayap yang rapat dengan Badan
  • Bentuk Paruh yang panjang dan Melengkung
  • Tulang Sumpit Rapat dan Keras 
  • Mempunyai Semangat Bertarung yang tinggi
  • Memilki mental yang Bagus
  • Memiliki Buli yang mengkilat
  • Memiliki tulang yang Kokoh dan Besar.
  • Berumur 10 Bulan Keatas.
3. Proses Perkawinan.
Dalam Mengawinkan ayam Bangkok relatif sangat mudah dibanding kan dengan hewan lainnya karena untuk mengawinkan ayam bangkok peternak cukup menyatukan antara Induk Betina dan Jantan dalam satu kandang yang telah dipersiapkan, Biasanya Kita siapkan Kandang dengan Model Potsal agar ayam dapat bergerak bebas. kebanyakan para breeder menggunakan sistem 1 Pejantan digunakan untuk Membuahi 3-6 Betina, juga bertujuan agar kita dapat memperoleh Anakan dari Pejantan Unggul dari beberapa tipe Babon, akan tetapi cara ini akan membuat pejantan Lemas bahkan bisa sakit. Untuk menjaga dari hal tersebut sebaik nya kita menggunakan sistem 1 jantan untuk membuahi 1 Betina, cara ini lebih efektif juga Fertilitas akan tinggi karena telur akan seluruhnya terbuahi. pada proses ini diperlukan makanan yang bernutrisi seperti biji-bijian dan akan lebih baik jika diberikan 594 agar dengan pemberian 2x sehari, agar telur yang dihasilkan memiliki kerabang (Cangkang Telur) yang kuat dan tidak mudah retak maka sesekali kita berikan makanan yang memiliki zat kapur yang tinggi atau dpat juga kita berikan batu Cadas dengan cara dicampurkan pada pakan.

4. Proses Pengeraman sampai Menetas

Ayam akan mengerami telurnya kurang lebih 21 hari, selama 21 hari tersebut induk ayam akan terus mengerami telur nya bahkan jarang sekali terlihat keluar dari sarang nya, akan tetapi sesekali keluar untuk mencari makanan. pada zaman Modern ini Pengeraman telur bisa dilakukan menggunakan mesin tetas cara ini lebih efektif dibandingkan dengan dierami oleh induk nya karena Suhu dalam Inkubator relatif tetap dan dapat kita setel sesuai kebutuhan, dan juga indukan akan cepat bertelur kembali.
Mesin Tetas
Pengeraman Induk
 5.  Pemeliharaan anakan
Setelah 21 hari Telur ayam akan menetas dan kita biarkan selama setengah hari agar anak ayam tidak lemas dan siap untuk dipindahkan ke kandang pembesaran, dalam membesarkan anakan ayam ini kita memerlukan Box sebagai tempat pembesaran, penggunaan Box bertujuan agar Anak ayam tetap hangat dan tidak terkena Angin secara langsung lalu didalam Box  tersebut kita berikan Lampu pijar agar suhu dalam Box tersebut tetap Hangat. Anak ayam setelah menetas sebenarnya tidak makan selama 2 hari dikarenakan anak ayam tersebut masih memiliki cadangan Makanan (Kuning Telur) didalam Tubuhnya, dan setelah itu kita berikan pakan Layer (pakan anak Ayam) untuk ayam umur 0-30 hari (banyak tersedia di toko hewan),  Setelah Berumur 2 Bulan dan anak ayam sudah memiliki bulu sempurna maka anak ayam tersebut mulai di pindahkan ke kandang Pembesaran.

6. Pemeliharaan ayam Bangkok dewasa

Setelah ayam berumur 3 bulan Keatas maka ayam akan mulai terlihat antara Jantan dan betina, saran saya segera lah pisahkan antara Anakan jantan dan Betina. Untuk anakan Jantan Saya biasa nya memberikan perlakuan yang Sedikit istimewa dibandingkan dengan anakan Betina karena untuk anakan Jantan ini harga jual nya lebig tinggi di bandingkan dengan ayam Betina. akan tetapi apabila anakan betina tersebut akan dibesarkan dan dijadikan Induk sebaiknya perlakuan disamakan dengan yang dilakukan kepada anakan Jantan agar ayam sehat dan tumbuh dengan pesat. akan tetapi kebanyakan para peternak jarang menjual anakan Betina nya akan tetapi lebih baik di sembelih dengan tujuan agar bibit /Trah yang mereka kembangkan tidak Berkembang di peternak lain.

Demikian lah artikel tentang Petunjuk singkat Budidaya Ayam Bangkok, Semoga Bermanfaat.









Tuesday 24 February 2015

Jenis-jenis Ayam Petarung (Bangkok)

Dalam dunia Per-Unggasan (Per-Unggasan ?? Benar ga ya hehehehe...) siapa yang tidak kenal dengan unggas yang bernama Ayam ?? pasti semua orang sudah mengenal nya. Ayam ini memiliki nama Ilmiah Galus galus, dan merupakan keturunan langsung dari ayam hutan merah atau ayam bangkiwa, kemudian disilangkan dan menghasilkan berbagai jenis galur murni atau unggul dengan fungsi yang bermacam-macam. yang paling utama dari ayam ini adalah digunakan sebagai sumber makanan berupa Daging dan Telur.
Dalam Unggas yang satu ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok antara Jantan dan Betina nya, pada ayam jantan terdapat bulu hias yang sangat indah dan ekor yang panjang menjuntai serta jengger yang besar sedangkan untuk Ayam Betina memiliki tubuh yang relatif kecil dari pada Jantan berekor pendek dan tidak memiliki hias, di dunia ini terdapat banyak sekali jenis ayambaik yang dimanfaatkan daging nya telur bahkan ada juga jenis ayam yang digunakan sebagai ayam Petarung.
Pada kesempatan kaliini saya akan sedikit mengulas tentang jenis-jenis ayam petarung langsung saja ke TKP......!!!!

Jenis ayam Petarung

1. Ayam Bangkok.

Ayam Bangkok
Ayam bangkok / Thailand merupakan Ayam yang paling Populer diantara ayam Petarung lain nya karena memiliki bentuk tubuh yang sangat kokoh, besar dan memiliki bulu yang sangat khas dan indah. ayam bangkok ini memiliki gaya bertarung yang khas dan memiliki pukulan yang keras sehingga banyak sekali o
rang yang menyukai ayam Bangkok. Di indonesia Ayam bangkok pertama kali di perkenalkan di Kota tuban Jawa Timur akan tetapi tidak ada keterangan siapa yang pertama kali membawa ayam bangkok ke indonesia, bisa jadi para saudagar atau TKI ya hehehehehe.....!!!

 2. Ayam Brazilian

Ayam Brazil
Ayam Brazilian merupakan salah satu ayam petarung yang popularitas nya kian menanjak dimata para peng Hobi ayam ini sebenar nya merupakan trah dari Ayam Shamo akan tetapi dengan seiring nya waktu ayam ini mulai dikembangkan di Wilayah Amerika Selatan khusus nya Brazil. 
dari postur tubuh ayam brazil ini hampir sama dengan Ayam Bangkok yang memiliki bentuk tubuh yang besar dan kokoh, menurut para penghobi ayam ini merupakan ayam yang pantang menyerah ketika di arena pertarungan, bahkan lebih baik mati terhormat dari pada mati di sembelih. Ckckckckck ada-ada aja ya hehehehe......!!!!

3. Ayam Burma.

Ayam Burma
Ayam Burma ini merupakan ayam yang berasal dari negara Myanmar, Jenis Burma ini merupakan ayam yang sangat gesit dan lincah yang menjadikan ayam ini ketika sedang bertarung sulit untuk di tangkap oleh lawan, disamping itu ayam ini memiliki pukulan yang dilakukan tanpa mematuk lawan (Gapruk). akan tetapi kelemahan ayam ini berada pada perawakan nya yang relatif lebih kecil dibandingkan ayam petarung lain nya sehingga banyak breeder yang menyilangkan nya dengan ayam petarung yang memiliki badan yang kokoh dan besar, yang nanti diharpkan akan menghasilkan keturunan Mix (Badan Kokoh & Lincah).

4. Ayam Shamo
Ayam Shamo

Ayam Shamo Merupakan ayam yang berasal dari Jepang, ayam shamo ini memiliki  badan yang sangat atletis dibandinhkan dengan ayam aduan lainnya, tak heran klo banyak orang yang menjuluki ayam ini sebagai "Ninja Mini" yang memiliki pukulan yang tepan dan akurat, akan tetapi ayam jenis ini kurang populer di kalangan Penghobi .
 
5. Ayam Philipine.

Ayam Philipine
Sesuai dengan nama nya ayam ini berasal dari Negara Philipina ayam jenis ini memiliki badan yang ramping dan bulu yang tebal sehingga memiliki loncatan yang tinggi, ayam ini sering dipakai untuk adu sabung ayam dengan menggunakan Pisau di kakinya sehingga tidak jarang ayam lawan akan mati dalam hitungan Detik, akan tetapi ayam jenis philipine ini berukuran kecil sehingga ayam jenis ini kurang diminati oleh para penghobi di Indonesia.

6. Ayam Saigon
Ayam Saigon

Vietnam Juga tidak kalah dengan negara lain nya dengan memiliki ayam Saigo (Sigundul hehehe.... ), ayam yang satu ini dikenal karena kekuatan nya yang tahan banting yang disertai dengan Kekuatan pukulan yang lebih kencang dari ayam petarung lain nya, ayam jenis saigon ini memiliki ciri yang khas yaitu ayam ini tidak memiliki Bulu pada bagian Leher nya tidak seperti ayam lain pada umum nya. akan tetapi ketika bertarung ayam ini memiliki gerakan yang lamban sehingga memudahkan ayam lawan untuk melancarkan serangan.

 7. Ayam Siam 
Ayam Siam

Ayam Siam hampir sama dengan ayam Burma yang memiliki gaya bertarung yang khas dan cepat, ayam jenis ini dikenal pantang menyerah diarena pertarungan dengan pukulan yang keras dan Veriatif sehingga banyak orang yang membiakan ayam jenis ini atau bahkan disilangkan dengan jenis ayam petarung lainya.




demikian lah artikel saya mengenai Jenis ayam petarung, semoga bermanfaat....!!!!







Sunday 15 February 2015

Kandang Puyuh Sederhana

Para Pembudidaya puyuh dimanapun saudara berada. salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya kita membudidayakan Burung Puyuh ini adalah Perkandangan. Perkandangan adalah hal yang harus sangat diperhatikan disamping puyuh itu sendiri dikarenakan kandang merupakan tempat tinggal bagi sang puyuh, seperti halnya manusia apabila kandang tidak nyaman maka puyuh tersebut tidak akan betah diam dikandang hal itu dapat manyebabkan puyuh enggan untuk bertelur bahkan dapat mengakibatkan Puyuh mati (saur bahasa sunda na mah "is dead"... hehehehehe). 

sobat Serba-Budidaya Kali ini saya akan sedikit mengulas tentang cara membuat kandang puyuh yang sederhana Model kandang puyuh petelur yang Serba Bambu sehingga tidak menguras abis kantong anda, bahkan apabila anda memiliki bambu sendiri maka modal usaha dapat ditekan.
Kandang puyuh petelur yang berbahan dasar bambu ini sangat menarik dan murah meriah. Desain kandang puyuh petelur dari bambu ini basic nya hampir sama dengan kandang ayam.
Namun pembuatan kandang ini tidak semuanya terbuat dari bambu, untuk rangka Kandang digunakan kayu reng agar kandang kokoh (tidak Reyot) sehingga kandang tahan bertahun- tahun.
Kandang sederhana burung puyuh dapat dibuat dari anyaman bambu, namun jika kita ingin kandang yang lebih baik buatlah dari anyaman kawat atau sering disebut dengan kawat ram. Budidaya burung puyuh bukanlah bisnis yang sepele, coba anda bayangkan 1 ekor puyuh mampu menghasilkan telur sebanyak 300 butir/ tahun, dan dalam kandang box 90 cm x 60 cm x 30 cm (panjang x lebar x tinggi) dapat menampung burung puyuh sebanyak 30 ekor. Berarti dengan kandang sekecil itu kita bisa menghasilkan telur puyuh sebanyak 9000 butir per tahun. Harga telur puyuh saat ini di kota payakumbuh Rp. 200/ butir, berarti memelihar puyuh di kandang sekecil yang kita gambarkan dapat menghasilkan 1.800.000/ tahun, bayangkan jika anda memelihara puyuh dalam jumlah ratusan atau bahkan ribuan ekor.

Salah stu bentuk kandang puyuh adalah kandang model Batery yang terdiri dari 5 tingkat. Lebar dari kandang 60 cm dan panjangnya 90 cm. Tinggi setiap box sangkar baterai 30 cm. Adapun bahan kandang burung puyuh yang paling sering digunakan peternak puyuh yakni, untuk lantai baterai terbuat dari bambu atau lak kayu, dinding sangkar depan, samping kiri dan kanan dari anyaman kawat (kawat ram), dinding bagian belakang dari bahan kayu (triplek) ada juga yang langsung menggunakan tembok beton. Tempat pakan dan air minum dari paralon yang dibelah.

Dinding kandang puyuh dibuat dari kawat ram gunanya untuk menjaga sirkulasi udara sehingga kadar oksigen di dalam kandang tetap terjaga, selain itu harga kawat juga cukup murah. Tempat pakan biasanya dari paralon ukuran besar yang dibelah atau bisa juga digunakan bambu yang dibelah. Sebaiknya sangkar burung puyuh menggunakan tempat penampung kotoran yang bisa dicabut pasang untuk efisiensi kegiatan membersihkan kotoran, bahan yang dapat digunakan untuk tempat kotoran puyuh ini adalah triplek.
 
Kita menggunakan kandang baterai karena memudahkan dalam panen telur dan pembersihan kandang (sanitasi). Selain itu kandang baterai memang lebih cocok untuk ternak puyuh petelur karena jika kita menggunakan kandang litter telur akan sering tertimbun oleh tumpukan litter dan akhirnya banyak telur yang terinjak oleh peternak ataupun puyuh itu sendiri. Kandang litter hanya cocok untuk budidaya puyuh pedaging.



Demikian sedikit ulasan tentang Pembuatan Kandang Puyuh Sederhana. semoga bermanfaat.




Tuesday 3 February 2015

Budidaya Ikan Cupang (Betta)

Dalam Budidaya ikan Cupang sangatlah berbeda dengan Budidaya ikan pada umumnya dikarenakan ikan ini butuh penjodohan terlebihdahulu, apabila tidak dilakukan penjodohan maka si betina akan di hajar habis-habisan oleh si jantan, Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin beras
al dari ketur
unan unggul, kondisinya bugar, ,e,iliki ukuran yang proporsional antara badan dengan sirip, bebas penyakit dan cacat bawaan. kemudian siap kan Indukan Betina dan Jantan.
Simpan indukan jantan dan betina di tempat terpisah. 

 Cara membedakan cupang jantan dan betina
 Jantan: gerakannya lincah, sirip dan Ekor lebih panjang dan lebar mengembang, Warna cerah, tubuhnya lebih besar. 


Cupang Jantan
 Betina: gerakannya lebih lamban, sirip dan ekor lebih pendek, warna kusam, tubuh relatif lebih kecil.

Cupang Betina
Sebelum pemijahan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut :
Untuk cupang jantan:
  • Berumur setidaknya 4-8 bulan
  • Bentuk badan panjang
  • Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
  • Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
  • Berumur setidaknya 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat

Pemijahan ikan cupang

Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang. Tempat yang diperlukan untuk pemijahan ikan cupang Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup. Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
  • Isi tempat pemijahan dengan air bersih setinggi 10-15 cm. Seabagai catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air yang akan dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
  • Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu padat. Karena tanaman air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
  • Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing si jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan ke dalam aquarium dimana ikan jantan berada.
  • Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.
  • Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si betina.
  • Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak perlu diberi pakan karena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
  • Setelah tiga hari terhitung sejak telur menetas, berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak karena pakan akan mengotori air dan menyebabkan kematian pada burayak.
  • Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu terhitung sejak menetas. Pindahkan burayak tersebut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
  • Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.

Pakan ikan cupang

Pakan yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.



embelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya,
Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibat



nya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar. Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
sebaik nya untuk paling lambat seminggu sekali air dalam toples diganti agar air dalam toples tetap bersih dan tidak tercemar oleh sisa makanan dan kotoran ikan cupang.

demikian semoga bermanfaat.

Monday 2 February 2015

Ikan Cupang Si Cantik yang Pemberani

Ikan Cupang merupakan ikan hias yang banyak di budidaya kan ikan ini memiliki ukuran kecil, memiliki warna yang sangat indah dan jenis yang beraneka ragam dan sangat indah. habitat ikan yang satu ini aslinya berada di rawa ini memiliki peluang bisnis yang bagus, selain itu juga jenis ikan ini sangat mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan sangat mudah untuk dibudidayakan.

Klasifikasi Ikan Cupang
Dalam klasifikasi ilmiah, ikan cupang termasuk dalam keluarga Osphronemidae, genus Betta, spesies Betta sp. Menurut Fish Identification, hingga saat ini telah diketahui 73 spesies ikan cupang yang terdapat di alam.
Spesies-spesies tersebut dikelompokkan ke dalam kompleks. Pengelompokkan ini dibuat untuk tujuan konservasi, kemudahan budidaya dan penyilangan (breeding).  Lihat Cara Budidaya Ikan Cupang  Ikan Cupang.
Saat ini terdapat lebih dari 13 kompleks ikan cupang, yang paling populer adalah splendens complex. Antar spesies dalam satu kompleks biasanya bisa disilangkan. Splendens complex terdiri dari lima spesies, diantaranya Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina, Betta imbellis, dan Betta splendens itu sendiri.
Kebanyakan ikan cupang yang dijual dipasaran berasal dari kelompok splendens complex. Jenis yang paling populer adalah Betta splendens atau sering juga disebut sebagai Siamese fighting fish alias ikan petarung dari Siam. Beberapa silangan dari Betta splendens menghasilkan jenis-jenis ikan cupang yang menarik.
dikarenakan bentuk dan warna ikan ini sangatlah indah maka banyak kalangan menyukai ikan cupang ini, dari anak kecil sampai orang dewasa banyak yang hobi memelihara ikan cupang, tidak heran jika ikan cupang jenis tertentu dihargai hingga jutaan rupiah. kebanyakan orang sangat suka dengan warna dan bentuk tubuh nya yang indah sehingga ikan ini sangat di sukai, dan ikan ini memiliki sifat yang sangat agresif sehingga sering digunakan unutk taruhan (Diadu) terutama ikan cupang jenis bagan dan plakat yang meiliki ekor yang pendek dan badan yang besar sehingga sangat ideal untuk aduan. Nama cupang bagan diambil dari nama Kota Bagan Siapi Api di Sumatera Utara, karena memang cupang ini berasal dari sana, di dunia ini terdapat banyak sekali jenis ikan Cupang diantaranya :


1. Halfmoon
Jenis ikan Cupang yang mirip burung merak ini, adalah cupang jenis halfmoon, atau setengah bulan. Sirip nya bisa mengembang sampai setengah lingkaran. Baik Warna, sirip dan ekornya sangat memikat. Half moon adalah cupang asal Thailand. Kurun waktu sepuluh tahun ke belakang ikan ini merambah pasaran Indonesia. Kemampuan sirip dari cupang jenis Halfmoon ini bisa mengembang hingga seratus delapan puluh derajat.



2. Serit
Ikan Cupang Serit memiliki ciri sirip bergerigi dan menjuntai panjang mirip duri. da Cupang ini berasal dari perairan Indonesia. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, bila kualitasnya ekspor.












3. Plakat

 Plakat bentuknya hampir sama dengan tipe petarung (Bagan). Namun bila amarahnya terusik, tipe plakat ini akan mengembangkan siripnya hingga tegak melebihi 180 derajat, inilah yang membedakan dengan cupang petarung.









4. Double Tail
Disebut double tail karena bagian ekornya terbelah dua, seperti bercagak dua. Jenis ikan cupang double tail tergolong sulit dikembangkan. Oleh karena itu keberadaannya masih jarang dijumpai di pasaran.







5. Giant (raksasa)
Ikan cupang raksasa ini berhasil dikembangkan breeder dari Thailand. Ukuran terbesarnya mencapai 12 cm, jauh lebih besar dari jenis ikan cupang lainnya. Cupang raksasa ini dikembangkan dari cupang plakat, yang disilangkan dengan cupang lainnya. Saat ini, berbagai terdapat berbagai jenis ikan cupang raksasa, diantaranya halfmoon giant, double tail giant dan crown tail giant.





6. Big Ear
Jenis Ikan Cupang ini sangat lah Unik dibandingkan jenis Cupang lain nya, dikarenakan Jenis Big Ear ini memiliki sirip samping yang besar sehingga menjadi kan nya memiliki daya tarik sendiri dan banyak orang yang rela rogok kocek hingga ratusan ribu rupiah.








Untuk cara Budidaya dapat dilihat di SINI 

Demikian semoga bermanfaat. 





Sunday 1 February 2015

Cara Okulasi (Menempel)



Dalam Dunia Pertanian terdapat beberapa jenis teknik budidaya tanaman mulai dari Perbanyakan melalui biji dan juga dari bagian tanaman itui sendri contoh nya Okulasi dan Stek.
Okulasi sering juga disebut menempel pembiakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai kualitas yang sama dengan induk nya sebgai contoh apabila kita memiliki tanaman yang memiliki perakaran yang kuat tetapi buah dengan kualitas jelek maka kita jadikan batang bawah dan kita dapat menempel (Mengokulasi) dengan tanaman yang memiliki buah dengan kualitas bagus Bisa demikian karena okulasi merupakan penggabungan dua tanaman yang masing-masing tanaman memiliki keunggulan yang berbeda. Penggabungan kedua sifat unggul inilah menjadikan tanaman hasil okulasi akan memiliki keunggulan yang berbeda dari induknya. sama halnya dengan penyambungan okulasi ini menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu spesies atau dari satu varietas. Okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena antara batang atas dan batang bawah kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Waktu untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit pohon mudah dikelupas dari kayunya. Kulit mudah dikelupas dari kayunya ini terjadi pada waktu pembelahan sel pada kambium berjalan aktif. Setiap jenis tanaman mempunyai waktu pembelahan sel yang berbeda, ada yang aktif di musim kemarau ada pula yang aktif di musim penghujan.

1).Tahap-tahap okulasi
Secara umum pekerjaan okulasi ini terdiri  dari pengirisan batang pokok (membuat jendela okulasi), pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang bawah. Pelepasan ikatan dan pemotongan batang bawah sering disebut pemerliharaan okulasi.

 a.    Mengiris batang bawah (membuat jendela okulasi)
Bentuk irisan tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Misalnya kita lakukan irisan dengan bentuk huruf T, apabila kita melakukan okulasi cara huruf T.  Irisan ini dibuat pada bagian kulit yang halus, irisan tidak boleh terlalu dalam, dan kedalaman yang baik adalah setebal kulit batang. Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayunya dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.
Posisi atau letak jendela okulasi harus memperhatikan letak matahari, bila matahari berada di sebelah utara katulistiwa, maka letak jendela okulasi diusahakan di sebelah selatan. Begitu juga bila matahari berada di sebelah selatan katulistiwa maka letak jendela okulasi berada di sebelah utara. Hal ini untuk menghindari agar tempelan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku hanya pada bibit batang bawah yang disemaikan dalam bedengan. Bila batang bawah disemaikan pada polybag/pot letak jendela okulasi tidak menjadi masalah, karena bibit yang disemaikan dalam polybag mudah diatur letak/posisinya.

b.   Mengambil mata tempel
Pengambilan mata dapat dilakukan dengan tiga cara. Dengan demikian dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.
Ketiga macam bentuk pengambilan mata yaitu :

1. Segi empat
Bentuk sayatan segi empat dapat diperoleh dengan mengiris secara horizontal ± 1,5 cm di atas dan di bawah mata tunas. Kemudian ujung-ujung irisan kita hubungkan sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya mata tempel kita lepaskan dengan menggunakan pisau atau kuku. Cara ini dilakukan apabila keadaan/kondisi batang atas mudah di kelupas kulit kayunya.

2. Sayatan
Bila cara pengambilan mata bentuk segi empat sulit dilakukan dapat dilakukan pengambilan mata dengan bentuk sayatan. Penyayatan dapat dimulai dari atas atau dari bawah mata. Panjang sayatan ± 3 cm, dan mata tunas berada di tengah-tengah sayatan.
Dalam penyayatan ini dapat diikutsertakan sedikit kayunya. Setelah tersayat dengan pelan-pelan kayunya di lepaskan. Kemudian kita lihat dari balik mata tunas, apakah mata tunasnya berlubang atau tidak, bila mata tunasnya berlubang tidak dapat digunakan untuk okulasi karena mata tersebut telah rusak.

3. Bulatan/tempel
Pengambilan mata tunas yang bulat tidak menggunakan pisau okulasi, tetapi menggunakan pisau khusus yang berbentuk seperti stempel bulat. Pisau ini ditancapkan pada cabang tempat mata tunas, lalu di angkat sehingga mata tunas beserta kulitnya akan menempel pada pisau.

c.  Penyisipan/penempelan mata tunas
Mata tunas yang diperoleh kemudian disisipkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah..

Penyisipan ini harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai merusak kambium. Pada saat penempelan mata tunas, jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan    
 
d. Mengikat tempelan
Untuk mengikat tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida. Ukuran tali pengikat kira-kira panjang ± 20 cm lebar ± 1,5 cm, dan tebalnya 0,1 mm. Cara mengikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistim genteng.

Perlu diperhatikan dalam pengikatan ini mata tunas jangan diikat terlalu erat. Hal tersebut dapat mengaki batkan kerusakan pada mata tunas, atau bila memungkin kan mata tunas tidak perlu diikat.     
 Ikatan    

e. Membuka ikatan
Setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan okulasi, ikatan dibuka untuk dilihat mata tempelnya.

Bila mata tempel masih kelihat an hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah pertanda okulasi ini berhasil. Bila mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi ini gagal.
Okulasi yang berhasil

f. Memotong batang bawah
Pemotongan batang bawah dilakukan bila okulasi tersebut sudah dipastikan hidup.  Pemotongan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
  1. Batang bawah langsung dipotong ± 1 cm di atas okulasi/ mata tempelan dengan bentuk potongan miring kebelakang, sehingga air hujan/siraman dapat  jatuh dan tidak mengenai tempelan.
  2. Batang pokok ± 10 cm di atas mata tempel, dengan tujuan apabila tunas sudah tumbuh tinggi dapat digunakan untuk mengikat tunas, agar tunas dapat tumbuh tegak lurus.  Apabila tunas sudah tumbuh mencapai ± 30 cm, maka batang bawah dipotong dengan ketinggian ± 10 cm di atas tempelan.
  3. Tinggi pemotongan batang bawah sangat tergantung pada jenis tanamann. Misal tanaman advokat, pemotongan batang bawah dilakukan pada ketinggian ± 30-40 cm di atas tempelan. Bila pemotongan dilakukan terlalu pendek,  tunas okulasi akan mati bersama batang di atasnya.
  4. Pemotongan tidak dilakukan sekaligus yaitu batang bawah cukup dipotong ½ batang ± 10 cm di atas temepelan. Kemudian batang bawah di lengkungkan. Hal ini dimaksudkan agar peredaran makanan masih berlangsung sehingga pertumbuhan tunas lebih cepat dan kuat. Setelah tunas okulasi dirasakan sudah cukup kuat, batang bawah baru dipotong seluruhnya.
Untuk menghindari terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup.  Penutupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus. Tunas yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan cara pemotongan yang pertama).

Tunas yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan cara pemotongan yang pertama).
Bila pemotongan batang bawah menggunakan cara yang kedua dan ketiga, maka langsung diikat pada batang bawahnya.     
Pengikatan tunas okulasi    
                                  
2).Cara okulasi
Banyak cara okulasi yang bisa dilakukan diantaranya adalah: okulasi huruf T. Okulasi cara forhert, segi empat dan bulat.

Huruf T dan Forkert

3).Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan okulasi/tempelan
    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a. Faktor lingkungan

Ø    Waktu penempelan
Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari.

Ø    Temperatur dan kelembaban
Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan.
Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-300C.
Penempelan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan mati.

Ø    Cahaya
Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.


b).    Faktor tanaman 
Ø    Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat.  Lawan dari kompatibel adalah inkompatibel.
Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang di tempel antara lain :
1)    Gabungan antara species, varietas atau klou-klou yang tidak pernah membentuk sambungan.
2)    Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan sangat kecil.
3)    Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.
4)    Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan vegetatif pada permulaan atau akhir musim.
5)    Adanya petumbuhan yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.
6)    Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).

Ø    Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

Ø    Pengelupasan kulit kayu
Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang akan diokulasi dapat dihindari.

Ø    Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir sama.

c).    Faktor pelaksana

 1.Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium, dan juga kesempurnaan dalam membalut luka sayatan merupakan kunci keberhasilan dalam Okulasi.
 2.Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan sterilisasi alat, tali pengikat yang tipis dan lentur.
 

Tuesday 27 January 2015

Hama dan penyakit ikan mas


Pembudidayaan Ikan Mas
Salah satu faktor risiko budidaya ikan mas yang harus ditekan atau dihilangkan adalah Hama dan Penyakit . Serangan hama dan penyakit bisa berakibat turunnya produktivitas hingga menyebabkan gagal panen yang berpotensi Kerugian dalam Budidaya ikan Mas.
Meskipun sama-sama mengganggu budidaya, cara pengendalian hama dan penyakit berbeda. Hama biasanya berupa jenis organisme yang berpotensi untuk memangsa, mengganggu dan menyaingi ikan. Ukiran tubuhnya bisa lebih besar atau lebih kecil dari ikan yang dibudidayakan.
Sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah suatu gejala fisiologis pada ikan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan atau kematian. Gejala ini bisa disebabkan oleh organisme parasit atau kondisi lingkungan yang buruk.

Hama ikan mas

Hama ikan mas banyak sekali jenisnya mulai dari yang berukuran besar seperti linsang, ular, kodok, biawak, burung, hingga organisme kecil seperti larva, kutu, dan jenis serangga lainnya. Jenis hama dibedakan menjadi pemangsa (predator), pesaing (kompetitor) dan pengganggu.
Hama pemangsa biasanya mengganggu budidaya dengan cara menyerang ikan secara langsung untuk dimakan. Hama pesaing mengganggu budidaya dengan mengambil sumber daya (seperti pakan, ruang, air, udara, dll) untuk tumbuh dan berkembang ikan, sehingga ikan budidaya kalah bersaing dan tersisih oleh si hama. Sedangkan hama pengganggu biasanya merusak habitat budidaya seperti membocorkan kolam atau menjadi vektor pembawa penyakit.
Dari sekian banyak jenis hama tersebut, yang paling sering menjadi masalah dalam budidaya ikan mas diantaranya sebagai berikut:
a. Bebeasan (Notonecta)
Pencegahan: pasang saringan halus dari kawat atau kain kasa di pintu masuk air. Saringan halus bisa mencegah benih dan telur bebeasan masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: Percikan minyak tanah pada permukaan air kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 cc/m2 luas permukaan kolam. Bebeasan akan mati bila minyak tanah masuk ke dalam sistem pernapasannya.
b. Ucrit (Larva cybister)
Pencegahan: bersihkan kolam dan lingkungan sekitarnya dari material organik. Selain itu pemasangan saringan di saluran masuk pintu kolam dengan kawat halus bisa mencegah hama ini masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: lakukan penangkapan ucrit secara manual, bisa menggunakan alat seser atau serokan dengan jaring halus. Bila dengan penangkapan tidak bisa, solusi akhirnya bisa menggunakan minyak tanah. Semprotkan minyak tanah ke permukaan kolam dengan dosis sama dengan memberantas bebeasan.
c. Ikan gabus
Pencegahan: penjemuran dasar kolam hingga kering sebelum memulai budidaya ikan akan menekan perkembangan ikan gabus. Ikan gabus bisa dicegah masuk ke dalam kolam memasang saringan dari ijuk secara rapat. Saringan ijuk mencegah telur, benih ikan dan ikan gabus dewasa untuk masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: ikan gabus bisa diambil dengan cara dipancing, berikan umpan berupa ikan kecil atau anak kodok.
d. Belut dan kepiting
Belur dan kepiting merupakan hama pengganggu dan kadang-kadang menjadi predator ikan. Hama ini biasanya merusak pematang atau tanggul kolam dengan membuat lubang, sehingga kolam menjadi bocor.
Penanggulangan belut dan kepiting dilakukan secara mekanis. Belut bisa dipancing langsung dari lubangnya. Biasanya belut akan keluar saat malam hari. Sedangkan untuk memancing kepiting keluar dari lubangnya, bisa dengan ditaburi sekam padi.
e. Kodok dan ular
Kodok dan ular biasanya memangsa ikan ukuran benih. Ular efektif dicegah dengan penangkapan langsung. Sedangkan kodok bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kolam dan rajin membersihkan kolam dari telur kodok.
f. Linsang
Linsang ata berang-berang merupakan hewan karnivora pemakan ikan. Hewan ini sangat rakus dan bisa menyantap ikan yang berukuran besar. Linsang biasanya menyerang kolam ikan yang berdekatan dengan sungai, danau atau rawa.
Untuk mencegahnya adalah dengan memasang ranting bambu pada kolam atau memagari kolam. Memasang lampu penerangan pada malam hari membantu mencegah serangan linsang.

Penyakit ikan mas

Terdapat dua hal yang menyebabkan ikan sakit, yakni kondisi lingkungan yang buruk dan organisme patogen. Penyakit yang disebabkan lingkungan biasanya datang karena kekurangan nutrisi, kualitas air yang buruk atau keracunan zat berbahaya. Penyakit ini biasanya tidak menular.
Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen disebut penyakit infeksi, karena berpotensi menular dari satu ikan ke ikan lainnya. Penyakit infeksi ini bisa dibebakan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, dan parasit lainnya.
Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit ikan mas adalah dengan mengenali faktor-faktor penyebabnya. Beberapa penyakit yang sering menyerang budidaya ikan mas adalah sebagai berikut.

a. Bintik putih (White spot)
Bintik putih disebabkan oleh ichthyophthirius multifiliis, kelompok protozoa dari kelas ciliata. Gejala: bintik-bintik putih berlendir pada permukaan tubuh dan insang, gerakan ikan lambat dan sulit bernafas. Pada fase berat menyebabkan pendarahan pada sirip dan tertutup lendir. Ikan bergerak lamban dan muncul ke permukaan air.
Pencegahan: menjaga kualitas air, usahakan sirkulasi air kolam mengalir terus-menerus.
Pengobatan: pada fase pembelahan atau perkembangbiakan protozoa belum ada obat yang efektif. Selain fase itu bisa diobati dengan direndam dalam larutan methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air). Ambil 2-4 cc campurkan dalam 4 liter air. Perendaman selama 24 jam. Atau rendam dalam larutan garam dapur (NaCl) selama 10 menit. Dosis garam 1-3 gram per 100 cc air.

b. Bengkak insang dan badan
Disebabkan oleh myxospores, sejenis spora yang dihasilkan oleh mycobacteria. Ikan yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala insang selalu terbuka terdapat bintil putih kemerahan, pada bagian punggung terjadi pendarahan.
Pencegahan: keringkan dan jemur kolam sebelum budidaya dimulai. Berikan kapur tohor saat pengolahan tanah dasar kolam dengan dosis 200 gram/m2. Hingga saat ini belum ada obat yang efektif membrantas penyakit ini.

c. Cacing insang dan kulit
Disebabkan oleh organisme sejenis cacing, yakni cacing kulit (Gyrodactylus) dan cacing insang (Dactylogyrus). Gejala penyakit ini terlihat pada insang, terjadi pendarahan dan penebalan. Ikan terlihat menggosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding kolam, sirip kadang rontok, ikan tampak kurus, sisik buram.
Penanggulangan: direndam dalam larutan formalin 250 gram/m3 air selama 15 menit. Atau direndam dalam methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam.

d. Kutu ikan (argulosis)
Gejala: adanya bercak merah pada bagian sirip, kulit dan insang. Ikan terlihar kurus karena si kutu menyerap darah ikan.
Pengobatan: ikan yang terinfeksi direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan dosis 20 gram/liter air selama 15 menit.

e. Jamur (Saprolegniasis)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur, biasanya menyerang bagian kepala, tutup insang dan sirip. Kondisi air yang dingin akan mempercepat luka. Gejalanya pada tubuh ikan tampak seperti ada kapas, pada telur ikan akan tampak serabut seperti kapas.
Pengobatan: Ikan direndam dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) dengan dosis 3 gram/m3 air selama 30 menit. Untuk telur, direndam selama 1 jam.

f. Gatal (Trichodiniasis)
Gejala: penyakit ini lebih sering menyerang benih ikan. Ikan yang sakit akan terlihat menggosk-gosokkan badannya ke benda keras. Tidak ada ciri khusus gejala penyakit ini.
Pengobatan: ikan yang terkena direndam dalam larutan formalin 200 ppm selama 15 menit atau MGO 0,1 gram/m3 selama 24 jam.

g. Bakteri (Aeromonas punctata)
Penyakit ini cukup ganas. Gejala: seluruh badan ikan menjadi kusam, kulit kesat, melepuh. Ikan bernapas lemah, terlihat megap-megap. Mengalami pendarahan organ dalam seperti hati dan ginjal, kantong empedu mengembung.
Pengobatan: berikan Terramycine dengan dosis 50 mg/kg berat ikan per hari, pemberian dicampurkan dengan pakan. Berikan selama 7-10 hari berturut-turut. Atau, lakukan penyuntikan dengan Chloramphenicol10-15 mg/kg bobot tubuh ikan.

h. Bakteri (Pseudomonas flurescens)
Gejala: gejala serangan mirip dengan aeromonas, kulit ikan mengalami pendarahan, luka pada kulit selanjutnya menjadi borok. Sirip ekor lambat laut terkikis dan rontok. Pendarahan pada organ dalam.
Pengobatan: berikan Oxytetracycline yang dicampurkan pada pakan, dosis 25-30 mg/kg bobot tubuh ikan per hari. Berikan selama 7-10 har berturut-turut.

i. Koi herves virus (KHV)
KHV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang ikan koi. Namun pada tahun 2002 KHV mulai menyerang budidaya ikan mas secara besar-besaran, di Pulau Jawa yang segera menyebar ke Bali dan Sumatera. Bahkan sempat membuat kelesuan usaha budidaya ikan mas.
KHV bisa mengakibatkan kematian ikan secara massal. Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat pada perairan bersuhu 15-27oC. Sehingga bila satu kolam budidaya maka kawasan disekitarnya biasanya ikut terserang juga. Tingkat kematian ikan akibat virus ini mencapai 80-100%.
Pencegahan: hingga saat ini tidak ada obat yang efektif mengendalikan KHV. Berdasarkan penelitian BBPBAT Sukabumi, pemberian cromium yeast bisa membantu meningkatkan kekebalan ikan terhadap penyakit ini. Cromium yeast adalah bahan yang biasa dicampurkan pada pakan hewan ternak. Pemberiannya dicampurkan dalam pakan.


Referensi


  1. Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Jakarta.
  2. Brosur hama dan penyakit ikan. kkp.go.id, diakses 20 Januari 2015.
  3. Ciptoroso, E.Mudjiutami, Ayi S. Pemanfaatan immunostimulant (Cromium yeast) untuk pengendalian penyakit pada ikan mas. kkp.go.id, diakses 20 Januari 2015.
  4. http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000307.html, diakses 20 Januari 2015.
  5. http://www.pond-life.me.uk, diakses 20 Januari 2015.