Budidaya Sapi Perah

Sama hal nya dengan Sapi Pedaging, sapi perah sudah sangat dikenal oleh masyarakat karena susunya dapat dikonsumsi oleh segala umur. Susu sapi adalah sumber pangan yang sangat sempurna dan tinggi kandungan gizinya sebagai sumber energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Budidaya Sapi Potong (Penggemukan Sapi)

Sehubungan dengan Perkembangan penduduk yang semakin hari semakin bertambah banyak maka kebutuhan akan makanan terutama Susu dan Daging semakin bertambah.

Budidaya Bunga Krisan

Krisan Merupakan Tanaman Bunga Hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon).

Budidaya Jamur Tiram

Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.

Budidaya Domba Garut (Ovies Aries)

Domba Garut, Ovies Aries, sesuai namanya, pertama kali dikembangkan di wilayah Kabupaten Garut, tepatnya di daerah Limbangan. sekarang domba garut telah menyebar di seluruh provinsi Jawa Barat.

Tuesday 27 January 2015

Hama dan penyakit ikan mas


Pembudidayaan Ikan Mas
Salah satu faktor risiko budidaya ikan mas yang harus ditekan atau dihilangkan adalah Hama dan Penyakit . Serangan hama dan penyakit bisa berakibat turunnya produktivitas hingga menyebabkan gagal panen yang berpotensi Kerugian dalam Budidaya ikan Mas.
Meskipun sama-sama mengganggu budidaya, cara pengendalian hama dan penyakit berbeda. Hama biasanya berupa jenis organisme yang berpotensi untuk memangsa, mengganggu dan menyaingi ikan. Ukiran tubuhnya bisa lebih besar atau lebih kecil dari ikan yang dibudidayakan.
Sedangkan yang dimaksud dengan penyakit adalah suatu gejala fisiologis pada ikan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan atau kematian. Gejala ini bisa disebabkan oleh organisme parasit atau kondisi lingkungan yang buruk.

Hama ikan mas

Hama ikan mas banyak sekali jenisnya mulai dari yang berukuran besar seperti linsang, ular, kodok, biawak, burung, hingga organisme kecil seperti larva, kutu, dan jenis serangga lainnya. Jenis hama dibedakan menjadi pemangsa (predator), pesaing (kompetitor) dan pengganggu.
Hama pemangsa biasanya mengganggu budidaya dengan cara menyerang ikan secara langsung untuk dimakan. Hama pesaing mengganggu budidaya dengan mengambil sumber daya (seperti pakan, ruang, air, udara, dll) untuk tumbuh dan berkembang ikan, sehingga ikan budidaya kalah bersaing dan tersisih oleh si hama. Sedangkan hama pengganggu biasanya merusak habitat budidaya seperti membocorkan kolam atau menjadi vektor pembawa penyakit.
Dari sekian banyak jenis hama tersebut, yang paling sering menjadi masalah dalam budidaya ikan mas diantaranya sebagai berikut:
a. Bebeasan (Notonecta)
Pencegahan: pasang saringan halus dari kawat atau kain kasa di pintu masuk air. Saringan halus bisa mencegah benih dan telur bebeasan masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: Percikan minyak tanah pada permukaan air kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 cc/m2 luas permukaan kolam. Bebeasan akan mati bila minyak tanah masuk ke dalam sistem pernapasannya.
b. Ucrit (Larva cybister)
Pencegahan: bersihkan kolam dan lingkungan sekitarnya dari material organik. Selain itu pemasangan saringan di saluran masuk pintu kolam dengan kawat halus bisa mencegah hama ini masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: lakukan penangkapan ucrit secara manual, bisa menggunakan alat seser atau serokan dengan jaring halus. Bila dengan penangkapan tidak bisa, solusi akhirnya bisa menggunakan minyak tanah. Semprotkan minyak tanah ke permukaan kolam dengan dosis sama dengan memberantas bebeasan.
c. Ikan gabus
Pencegahan: penjemuran dasar kolam hingga kering sebelum memulai budidaya ikan akan menekan perkembangan ikan gabus. Ikan gabus bisa dicegah masuk ke dalam kolam memasang saringan dari ijuk secara rapat. Saringan ijuk mencegah telur, benih ikan dan ikan gabus dewasa untuk masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan: ikan gabus bisa diambil dengan cara dipancing, berikan umpan berupa ikan kecil atau anak kodok.
d. Belut dan kepiting
Belur dan kepiting merupakan hama pengganggu dan kadang-kadang menjadi predator ikan. Hama ini biasanya merusak pematang atau tanggul kolam dengan membuat lubang, sehingga kolam menjadi bocor.
Penanggulangan belut dan kepiting dilakukan secara mekanis. Belut bisa dipancing langsung dari lubangnya. Biasanya belut akan keluar saat malam hari. Sedangkan untuk memancing kepiting keluar dari lubangnya, bisa dengan ditaburi sekam padi.
e. Kodok dan ular
Kodok dan ular biasanya memangsa ikan ukuran benih. Ular efektif dicegah dengan penangkapan langsung. Sedangkan kodok bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kolam dan rajin membersihkan kolam dari telur kodok.
f. Linsang
Linsang ata berang-berang merupakan hewan karnivora pemakan ikan. Hewan ini sangat rakus dan bisa menyantap ikan yang berukuran besar. Linsang biasanya menyerang kolam ikan yang berdekatan dengan sungai, danau atau rawa.
Untuk mencegahnya adalah dengan memasang ranting bambu pada kolam atau memagari kolam. Memasang lampu penerangan pada malam hari membantu mencegah serangan linsang.

Penyakit ikan mas

Terdapat dua hal yang menyebabkan ikan sakit, yakni kondisi lingkungan yang buruk dan organisme patogen. Penyakit yang disebabkan lingkungan biasanya datang karena kekurangan nutrisi, kualitas air yang buruk atau keracunan zat berbahaya. Penyakit ini biasanya tidak menular.
Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen disebut penyakit infeksi, karena berpotensi menular dari satu ikan ke ikan lainnya. Penyakit infeksi ini bisa dibebakan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, dan parasit lainnya.
Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit ikan mas adalah dengan mengenali faktor-faktor penyebabnya. Beberapa penyakit yang sering menyerang budidaya ikan mas adalah sebagai berikut.

a. Bintik putih (White spot)
Bintik putih disebabkan oleh ichthyophthirius multifiliis, kelompok protozoa dari kelas ciliata. Gejala: bintik-bintik putih berlendir pada permukaan tubuh dan insang, gerakan ikan lambat dan sulit bernafas. Pada fase berat menyebabkan pendarahan pada sirip dan tertutup lendir. Ikan bergerak lamban dan muncul ke permukaan air.
Pencegahan: menjaga kualitas air, usahakan sirkulasi air kolam mengalir terus-menerus.
Pengobatan: pada fase pembelahan atau perkembangbiakan protozoa belum ada obat yang efektif. Selain fase itu bisa diobati dengan direndam dalam larutan methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air). Ambil 2-4 cc campurkan dalam 4 liter air. Perendaman selama 24 jam. Atau rendam dalam larutan garam dapur (NaCl) selama 10 menit. Dosis garam 1-3 gram per 100 cc air.

b. Bengkak insang dan badan
Disebabkan oleh myxospores, sejenis spora yang dihasilkan oleh mycobacteria. Ikan yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala insang selalu terbuka terdapat bintil putih kemerahan, pada bagian punggung terjadi pendarahan.
Pencegahan: keringkan dan jemur kolam sebelum budidaya dimulai. Berikan kapur tohor saat pengolahan tanah dasar kolam dengan dosis 200 gram/m2. Hingga saat ini belum ada obat yang efektif membrantas penyakit ini.

c. Cacing insang dan kulit
Disebabkan oleh organisme sejenis cacing, yakni cacing kulit (Gyrodactylus) dan cacing insang (Dactylogyrus). Gejala penyakit ini terlihat pada insang, terjadi pendarahan dan penebalan. Ikan terlihat menggosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding kolam, sirip kadang rontok, ikan tampak kurus, sisik buram.
Penanggulangan: direndam dalam larutan formalin 250 gram/m3 air selama 15 menit. Atau direndam dalam methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam.

d. Kutu ikan (argulosis)
Gejala: adanya bercak merah pada bagian sirip, kulit dan insang. Ikan terlihar kurus karena si kutu menyerap darah ikan.
Pengobatan: ikan yang terinfeksi direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan dosis 20 gram/liter air selama 15 menit.

e. Jamur (Saprolegniasis)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur, biasanya menyerang bagian kepala, tutup insang dan sirip. Kondisi air yang dingin akan mempercepat luka. Gejalanya pada tubuh ikan tampak seperti ada kapas, pada telur ikan akan tampak serabut seperti kapas.
Pengobatan: Ikan direndam dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) dengan dosis 3 gram/m3 air selama 30 menit. Untuk telur, direndam selama 1 jam.

f. Gatal (Trichodiniasis)
Gejala: penyakit ini lebih sering menyerang benih ikan. Ikan yang sakit akan terlihat menggosk-gosokkan badannya ke benda keras. Tidak ada ciri khusus gejala penyakit ini.
Pengobatan: ikan yang terkena direndam dalam larutan formalin 200 ppm selama 15 menit atau MGO 0,1 gram/m3 selama 24 jam.

g. Bakteri (Aeromonas punctata)
Penyakit ini cukup ganas. Gejala: seluruh badan ikan menjadi kusam, kulit kesat, melepuh. Ikan bernapas lemah, terlihat megap-megap. Mengalami pendarahan organ dalam seperti hati dan ginjal, kantong empedu mengembung.
Pengobatan: berikan Terramycine dengan dosis 50 mg/kg berat ikan per hari, pemberian dicampurkan dengan pakan. Berikan selama 7-10 hari berturut-turut. Atau, lakukan penyuntikan dengan Chloramphenicol10-15 mg/kg bobot tubuh ikan.

h. Bakteri (Pseudomonas flurescens)
Gejala: gejala serangan mirip dengan aeromonas, kulit ikan mengalami pendarahan, luka pada kulit selanjutnya menjadi borok. Sirip ekor lambat laut terkikis dan rontok. Pendarahan pada organ dalam.
Pengobatan: berikan Oxytetracycline yang dicampurkan pada pakan, dosis 25-30 mg/kg bobot tubuh ikan per hari. Berikan selama 7-10 har berturut-turut.

i. Koi herves virus (KHV)
KHV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang ikan koi. Namun pada tahun 2002 KHV mulai menyerang budidaya ikan mas secara besar-besaran, di Pulau Jawa yang segera menyebar ke Bali dan Sumatera. Bahkan sempat membuat kelesuan usaha budidaya ikan mas.
KHV bisa mengakibatkan kematian ikan secara massal. Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat pada perairan bersuhu 15-27oC. Sehingga bila satu kolam budidaya maka kawasan disekitarnya biasanya ikut terserang juga. Tingkat kematian ikan akibat virus ini mencapai 80-100%.
Pencegahan: hingga saat ini tidak ada obat yang efektif mengendalikan KHV. Berdasarkan penelitian BBPBAT Sukabumi, pemberian cromium yeast bisa membantu meningkatkan kekebalan ikan terhadap penyakit ini. Cromium yeast adalah bahan yang biasa dicampurkan pada pakan hewan ternak. Pemberiannya dicampurkan dalam pakan.


Referensi


  1. Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Jakarta.
  2. Brosur hama dan penyakit ikan. kkp.go.id, diakses 20 Januari 2015.
  3. Ciptoroso, E.Mudjiutami, Ayi S. Pemanfaatan immunostimulant (Cromium yeast) untuk pengendalian penyakit pada ikan mas. kkp.go.id, diakses 20 Januari 2015.
  4. http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000307.html, diakses 20 Januari 2015.
  5. http://www.pond-life.me.uk, diakses 20 Januari 2015.

Budidaya Ikan Mas



Ikan mas (Cyprinus Carpio)
kali ini saya akan mengulas sedikit tentang Budidaya Ikan Mas (Cyprinus Carpio) hingga pemeliharaan dalam Kolam Pembesaran, Ikan mas (Cyprinus carpio) sama hal nya dengan ikan Koi, ikan mas juga ternyata didatangkan dari luar indonesia yaitu dari Eropa dan Tiongkok. Menurut catatan sejarah, sejak tahun 1860 masyarakat Ciamis, Jawa Barat, sudah menguasai cara membenihkan ikan mas dengan bantuan kakaban. Suatu alat yang terbuat dari ijuk untuk meletakkan telur hasil pembuahan.
Budidaya ikan mas idealnya dilakukan pada ketinggian 150-1000 meter dpl. Suhu ideal untuk pertumbuhan ikan mas berada pada rentang 20-25oC dengan pH air berkisar 7-8.
Dewasa ini, usaha budidaya ikan mas terbagi dalam dua segmen, yakni usaha pembenihan dan pembesaran. Usaha pembenihan menghasilkan bibit ikan untuk dibesarkan lebih lanjut. Pangsa pasar usaha pembenihan adalah petani ikan yang menekuni usaha pembesaran. Sedangkan usaha pembesaran menghasilkan ikan ukuran konsumsi, pangsa pasarnya konsumen akhir.

Pembenihan ikan mas

Untuk memulai usaha budidaya ikan mas, hal pertama yanng harus disiapkan adalah memilih bibit atau calon indukan. Calon indukan ini diusahakan harus dari keturunan yang memiliki sifat unggul. Sehingga menghasilkan benih yang memiliki produktivitas tinggi.
Calon indukan ikan mas dipelihara dalam kolam pembibitan, dipisahkan antara indukan jantan dan betina. Pemisahan dilakukan sampai kedua indukan siap memijah. Proses pemijahan atau perkawinan ikan mas dilakukan di kolam khusus. Kolam tersebut harus dilengkapi dengan kakaban, tempat untuk menempelkan telur hasil pembuahan.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai cara membenihkan ikan mas, silahkan baca ulasan kami sebelumnya tentang pembenihan ikan mas.

Pembesaran ikan mas

Benih yang digunakan dalam usaha budidaya ikan mas biasanya berukuran 10-12 cm atau berbobot sekitar 80-100 gram per ekor. Ukuran benih sebesar ini diharapkan sudah cukup kuat untuk dibesarkan. Sehingga risiko kegagalan bisa ditekan. Lama pembesaran ikan mas berkisar 2-3 bulan.
Budidaya ikan mas bisa dilakukan dalam berbagai teknik seperti metode air deras, air tenang atau tumpang sari. Medium atau tempatnya bisa berupa kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal, sawah, keramba dan jaring apung.

a. Kolam tanah (air tenang)

Sebagian besar petani melakukan budidaya ikan mas di kolam air tenang dengan lantai tanah. Kolam tanah banyak dipakai karena cara membuatnya mudah dan biaya pembuatannya murah, silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Terdapat dua tipe kolam tanah, yakni kolam tanah dengan tanggul tanah dan kolam tanah dengan tanggul tembok atau batu. Kolam tanah mempunyai keunggulan bisa menyediakan pakan alami bagi ikan. Berbagai organisme selain ikan, seperti cacing atau tumbuhan air bisa tumbuh subur di dasar kolam. Tipe kolam ini membantu mengurangi biaya pakan.
Berikut ini langkah-langkah persiapan untuk budidaya ikan mas di kolam tanah:
  • Sebelum kolam digunakan, lakukan terlebih dahulu pembajakan dasar kolam, penjemuran, pegapuran, pemupukan dan penggenangan air. Persiapan ini membutuhkan waktu 1-2 minggu, tergantung cuaca saat penjemuran kolam. Detailnya silahkan baca persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.
  • Gunakan benih ikan mas berukuran 100 gram per ekor. Kapasitas kolam tanah untuk budidaya ikan mas sebesar 1-2 ekor/m2.
  • Berikan pakan utama berupa pelet dengan kadar protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3-4% dari bobot ikan. Misalnya, untuk ikan dengan bobot 100 gram berikan pakan 3-4 gram pelet per ekor per hari. Bila kita menanam 1000 ekor ikan berarti dibutuhkan pakan 3-4 kg per hari.
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, diberikan pagi, siang dan sore hari.
  • Setiap 2 minggu lakukan penimbangan bobot tubuh ikan mas. Ambil beberapa ekor secara acak, timbang. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang diberikan.
  • Dalam waktu 3 bulan, bobot ikan akan naik menjadi sekitar 300-400 gram per ekor. Dengan ukuran sebesar ini ikan sudah bisa dipanen. Bila terus dipelihara, biaya pakan menjadi tidak ekonomis lagi kecuali harga ada tawaran harga jual ikan yang lebih tinggi.

b. Kolam air deras

Kolam air deras adalah tempat budidaya ikan dengan sirkulasi air yang cepat. Untuk membuat kolam air deras diperlukan debit air besar dan arus yang kuat. Kelebihan budidaya ikan mas di kolam air deras adalah ikan akan terus bergerak sehingga nafsu makannya besar. Selain itu kadar oksigen terlarut dalam kolam air deras relatif lebih tinggi. Sehingga kolam air deras mempunyai kapasitas padat tebar ikan yang lebih besar dibanding kolam air tenang.
Luas kolam air deras biasanya berukuran kecil, tidak sebesar kolam air tenang. Lahan atau areal kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil agar aliran air bisa tetap deras. Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi akibat kikisan air.
  • Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan mas di kolam air deras:
  • Kolam air deras membutuhkan debit air yang besar sekitar 25-100 liter/detik. Pastikan sumber air tetap lancar.
  • Gunakan benih ikan dengan bobot 100 gram/ekor. Kapasitas penebaran benih di kolam air deras adalah 30-60 ekor/m2. Semakin deras aliran air, kapasitasnya semakin besar.
  • Berikan pakan dengan kandungan protein 25-30%. Pelet yang diberikan harus bisa bertahan dalam air, tidak mudah hancur karena aliran air cukup kencang.
  • Dosis pemberian akan adalah 4% dari bobot tubuh ikan. Timbang sebagian ikan setiap dua minggu sekali untuk menyesuaikan jumlah pakan.
  • Pemberian pakan bisa dengan cara ditebar atau menggunakan wadah almunium yang diletakan di atas kolam dengan pendulum menjulur ke dalam air. Pakan akan jatuh bila ikan menggerak-gerakkan pendulum.
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
  • Budidaya ikan mas bisa dipanen setelah 2,5-3 bulan, dengan hasil 3-4 kali lipat dari bobot awal.

c. Jaring apung

Budidaya ikan mas di jaring apung biasanya dilakukan di waduk-waduk besar dan danau. Jaring terbuat dari bahan polyethylene yang tahan lama. Jaring dibuat menggantung pada kerangka rakit berbentuk segi empat. Kedalaman jaring apung maksimal 3 meter.
Pembesaran Ikan Mas
Bahan yang digunakan untuk kerangka kolam adalah biasanya bambu atau kayu. Kerangka tersebut mengapung di atas air dengan bantalan dari drum atau jeriken. Agar kerangka tidak terbawa arus air, harus dipasang jangkar yang menambat ke dasar kolam. Jaring apung biasanya dilengkapi dengan saung yang digunakan penunggu atau menyimpan peralatan dan pakan.
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan mas di jaring apung:
  • Gunakan jaring berukuran 1,5 cm. Kedalaman jaring apung 3 meter.
  • Gunakan benih berukuran 100 gram per ekor. Kapasitas padat tebar jaring apung sekitar 30 ekor/m2.
  • Pakan berupa pelet dengan kadar protein 25%.
  • Jumlah pakan yang dibutuhkan setiap hari adalah 4% dari bobot tubuh ikan. Timbang sebagian ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
  • Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari.
  • Ikan mas bisa dipanen setelah 3 bulan dengan ukuran 300-400 gram/ekor.

Pengendalian hama dan penyakit

Usaha budidaya ikan mas berkembang sangat pesat.  Seiring dengan itu, penyebaran penyakit pun menjadi resiko yang wajib diperhitungkan. Untuk meminimalkan resiko, setiap pembudidaya perlu mengetahui berbagai penyakit yang biasa menyerang ikan mas. Lebih detail, silakan baca hama dan penyakit ikan mas.

Panen budidaya ikan mas

Secara umum tingkat keekonomian pembesaran ikan mas berada pada kisaran 300-400 gram per ekor. Bobot ikan dibawah itu, masih punya potensi untuk dibesarkan. Sedangkan bila melebihi bobot tersebut, ikan mas sudah tidak ekonomis lagi untuk dibesarkan. Porsi pakan yang dikonsumsi ikan sudah tidak sebanding lagi dengan pertumbuhan dan harga jual ikan.
Semakin lama waktu pembesaran semakin besar biaya operasional yang harus dikeluarkan. Biaya pemeliharaan, khususnya untuk pakan akan semakin besar dengan meningkatnya bobot ikan per ekor.
Namun hal tersebut masih tergantung pada kondisi pasar. Bila ada pasar yang mau menerima ikan mas berukuran besar dengan harga per kilogramnya leb


ih mahal, pembesaran masih layak.
Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan mas dari ukuran 100 gram per ekor, sampai ukuran siap konsumsi 300-400 gram ekor sekitar 2-3 bulan. Dalam kurun waktu tersebut bobot ikan akan tumbuh 3-4 kali lipat.
—–
Referensi
  1. Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas. Diakses 26 Agustus 2014.
  2. Budi Santoso. 1993. Petunjuk praktis budidaya ikan. Kanisius, Yogyakarta.
  3. Syahroni. 2008. Panduan pelatihan magang pertanian berkelanjutan. Serikat Petani Indonesia, Bogor.

Monday 26 January 2015

Jenis-jenis Bunga Krisan

Bunga krisan yang di perkenalkan di daerah Kaliurang, Sleman, Yogyakarta yakni pada tahun 2005 oleh BPTP Yogyakarta. Pada saat itu sistem pembudidayaan tidak hanya bunga krisan, namun diperkenalkan juga tentang pembudidayaan bunga mawar. Daerah kaliurang, sleman, yogyakarta berada pada ketinggian 800dpl, dan hanya bunga krisan yang mampu tumbuh baik pada saat itu, sebelum pendirian kelompok petani “asta bunda”, petugas BPTP Yogyakarta mengobservasi kelayakkan pertumbuhan kedua jenis bunga tersebut. Karena bunga krisan yang mampu tumbuh dengan baik pada saat itu, maka dibudidayakan bunga krisan sampai sekarang. Pada tahun pertama petani krisan kaliurang diperkenalkan hanya sedikit petani yang mengikutinya. Sistem perkebunan risan disini adalah kelompok, sampai tahun 2013 sudah ada 14 kelompok petani yang berpartisipasi dalam pembudidayaan bunga krisan, kelompok petani krisan terdiri dari bermacam golongan, ada kelompok yang khusus laki-laki saja, kelompok karang taruna bahkan kelompok ibu rumah tangga.

A. Klasifikasi Krisan
Bunga krisan merupakan bunga bermahkota dengan warna yang beranekaragam. Tidak ada warna khusus yang dimiliki oleh bunga krisan karena sebagaian besar warna dapat dijumpai dari beberapa jenis krisan ini. Ada banyak spesies  pada tanaman klasifikasi tanaman krisan.
Klasifikasi bunga dapat kita jumpai tersebut dalam ilmu tumbuh-tumbuhan atau taksonomi disebutkan dengan urutannya sebagai berikut :
Divisi         : Spermatophyta
Subdivisi   : Angiospermae
Kelas          : Dicotyledonae
Ordo           : Asterales (Compositae)
Family       : Asteraceae
Genus        : Chrysanthemum
Species      : Chrysanthemum morifolium Ramat

B. Karakter spesies dari bunga krisan
 I. Sena
Species Krisan sena termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. Species ini memiliki warna bunga putih,pink dan kuning, bentuk bunganya tunggal, tipe bunga Standart yaitu hanya mempunyai satu bunga. Tinggi tanaman berkisar antara 80-110 cm. Bentuk daun dari species ini adalah daun bercelah lebar. Pembentukan knop akan menjadi terhambat apabila ada cahaya lampu. Namun dalam pertumbuhannya sendiri memerlukan pencahayaan selama kurang lebih 1 bulan atau benih sudah mencapai 40cm. Untuk pemberian pupuk, NPK 25:77 berpengaruh untuk pertumbuhan Krisna sena. NPK 15:15 berpengaruh pada saat pembungaan Krisna sena. Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-28oC. Apabila musim kemarau, maka akan mempercepat pembungaan dan panen tanaman bunga krisan jenis krisna sena. Untuk ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisa dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.

II. Remix
RemixSpecies remix  termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. Species ini memiliki warna bunga pink,merah bentuk bunganya jamak, tipe bunga spray yaitu tangkai banyak dan bunganyapun banyak. Tinggi tanaman berkisar antara 80-110 cm. Bentuk daun dari species ini adalah lancip, bercelah lebar. Pembentukan knop akan menjadi terhambat apabila ada cahaya lampu. Namun dalam pertumbuhannya sendiri memerlukan pencahayaan selama kurang lebih 1 bulan atau benih sudah mencapai 40cm. Untuk pemberian pupuk, NPK 25:77 berpengaruh untuk pertumbuhan Puspita Nusantara. NPK 15:15 berpengaruh pada saat pembungaan remix Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-28oC. Apabila musim kemarau, maka akan mempercepat pembungaan dan panen tanaman bunga krisan jenis remix. Ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisan dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.

III. Pasoepati
PasoepatiSpecies pasopati termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. Species ini memiliki warna bunga merah bentuk bunganya jamak, tipe bunga  spray yaitu tangkai banyak dan bunganya pun banyak. Tinggi tanaman berkisar antara 2 m. Bentuk daun dari species ini adalah lancip. Pembentukan knop akan menjadi terhambat apabila ada cahaya lampu. Namun dalam pertumbuhannya sendiri memerlukan pencahayaan selama kurang lebih 1 bulan atau benih sudah mencapai 40cm. Untuk pemberian pupuk, NPK 25:77 berpengaruh untuk pertumbuhan Puspita Nusantara. NPK 15:15 berpengaruh pada saat pembungaan Pasoepati. Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-28oC. Apabila musim kemarau, maka akan mempercepat pembungaan dan panen tanaman bunga krisan jenis pasopati. Ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisa dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.

IV. Bakardi

Species bakardi termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. memiliki warna Ada putih, ada kuning. Bentuk bunga yaitu Pom-pom,standar dan tunggal, sedangkan tipe bunga spray yaitu tangkai banyak dan bunganya banyak. Tinggi tanaman ± 100 cm. Bentuk daun dari spesies ini adalah daun kecil untuk daun putih, daun lebar untuk warna kuning. Untuk pemberian pupuk, jenis NPK. Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 28-35oC. Ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisan dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.

V. Puspita Nusantara


Species Puspita Nusantara termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. Species ini memiliki warna bunga kuning, bentuk bunganya tunggal, tipe bunga spray yaitu tangkai banyak dan bunganyapun banyak. Tinggi tanaman berkisar antara 80-110 cm. Bentuk daun dari species ini adalah bercelah lebar. Pembentukan knop akan menjadi terhambat apabila ada cahaya lampu. Namun dalam pertumbuhannya sendiri memerlukan pencahayaan selama kurang lebih 1 bulan atau benih sudah mencapai 40cm. Untuk pemberian pupuk, NPK 25:77 berpengaruh untuk pertumbuhan Puspita Nusantara. NPK 15:15 berpengaruh pada saat pembungaan Puspita Nusantara. Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-28oC. Apabila musim kemarau, maka akan mempercepat pembungaan dan panen tanaman bunga krisan jenis Puspita Nusantara. Untuk ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisa dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.

VI. Jaguar
Species Jaguar termasuk salah satu jenis dari tanaman bunga Krisan. Species ini memiliki warna bunga merah menyala, bentuk bunganya tunggal, tipe bunga spray yaitu tangkai banyak dan bunganyapun banyak. Tinggi tanaman dapat mencapai 140 cm. Bentuk daun dari species ini adalah bercelah lebar. Pembentukan knop akan menjadi terhambat apabila ada cahaya lampu. Namun dalam pertumbuhannya sendiri memerlukan pencahayaan selama kurang lebih 1 bulan atau benih sudah mencapai 40cm. Untuk pemberian pupuk, NPK 25:77 berpengaruh untuk pertumbuhan jaguar. NPK 15:15 berpengaruh pada saat pembungaan jaguar. Suhu yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-28oC. Apabila musim kemarau, maka akan mempercepat pembungaan dan panen tanaman bunga krisan jenis jaguar. Untuk ketinggian tempat, idealnya tanaman bunga krisa dapat tumbuh baik pada ketinggian 800dpl. Namun di perkebunan ini ketinggian 650dpl, tanaman bunga krisan sudah dapat tumbuh dengan cukup baik.
Gambar untuk species krisan lainnya:
Puma


VII. Batalyon

Variasi fenotip yang muncul pada tingkat genus Chrysanthemum
Bunga krisan kaya akan warna mulai dari warna putih, kuning, hijau, merah, oranye, unggu, pink, salem, mix dan lain lain, dan terdiri dari 2 jenis yaitu jenis standart dan spray. Tempat yang ideal bagi budidaya bunga krisan yaitu pada ketinggian 700-1200 m dari permukaan laut dan pada suhu antara 20-26°C. Jenis-jenis bunga krisan yang kami amati antara lain: jenis sena, remix, pasopati, bakardi, puspita nusantara. Variasi fenotip diamati yang  dari jenis-jenis tersebut dilihat berdasarkan warna bunga, bentuk bunga, tipe bunga, tinggi tanaman, bentuk daun.
Bunga krisan jenis Sena memiliki 3 warna pada bunganya yaitu warna putih, pink, dan kuning. Bunganya merupakan bunga tunggal yang bertipe standar yaitu dalam satu batang terdapat  1 bunga, denganketinggian tanaman sekitar 80-110 cm. Memiliki daun tunggal denga celah lebar, daun memiliki pertulangan menyirip. Bunga krisan jenis Remix memiliki warna pink dan merah merupakan bunga majemuk yang bertipe spray yang artinya satu batang terdapat banyak bunga.bunga ini memiliki tinggi antara 80-110 cm. Mempunyai daun tunggal, berbentuk lancip yang bercelah lebar. Bunga pasopati  mmemiliki satu warna yaitu berwarna merah. Merupakan bunga jamak dengan tipe bunga spray. Memiliki tinggi mencapai 2 m. daunnya berbentuk lancip dan merupakan daun tunggal. Bunga pasopati merupakan produk asli Yogyakarta. Bunga krisan jenis Bakardi memilki 2 warna yaitu putih dan kuning.bentuk bunga pom-pom, dan bunganya tunggal. Bunganya bertipe spray. Tingginya dapat mencapai 100 cm. daunnya kecil pada bunga putih dan lebar pada bunga yang berwarna kuning. Bunga krisan jenis Puspita Nusantara memiliki bunga kuning, dengan bunga tunggal bertipe spray. Bunga ini dapat mencapai tinggi 80-110 cm. daun bercelah lebar dan merupakan daun tunggal.

C. Peran gen terhadap masing-masing variasi krisan
Keanekaragaman hasil perkawinan gen yang baru yang berasal dari kedua induknya. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi gen dari dua individu menyebabkan keanekaragaman gen. Gen adalah factor pembawa sifat keturunan yang terletak dalam kromosom. Kromosom terdapat dalam inti sel. Gen setiap makhluk hidup mempunyai bahan dasar yang sama, namun susunannya berbeda. Susunan gen yang beranekaragam menentukan keanekaragaman gen suatu spesies makhluk hidup. Jadi, keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies. Keanekaragaman gen dalam satu spesies makhluk hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas.

Varietas keanekaragaman gen dalam satu spesies krisan yang menimbulkan variasi. Contoh speies bunga kristan ada bunga krisan putih, bunga krisan kuning dan lainnya. Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami akibat perkawinan seksual, maupun secara buatan dengan proses budidaya yang dilakukan manusia. Berdasarkan dari variasi yang ada peran gen dapat terjadi dengan monogen atau polygen. Secara monogen yaitu variasi yang terjadi tanpa persilangan sedangkan polygen dengan persilangan. Monogen itu merupakan variasi yang terjadi dari gennya sendiri, sedangkan polygen adalah gen yang mempengaruhi berasal dari gen spesies lain atau hasil dari persilangan antar spesies.

D. Peran faktor lingkungan
Peran Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Krisan  yaitu :
1.Ketinggian Tempat
Keadaan suhu udara di Indonesia ditentukan oleh ketinggian tempat dari atas permukaan air laut. Krisan dapat tumbuh dengan baik ditempat yang tingginya 200 meter dari permukaan air laut.
2.Suhu udara
Suhu udara di siang hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar antara 20-26o C dan suhu pada malam hari berkisar antara 16-18o C. Suhu pada malam hari merupakan faktor penting untuk mempercepat pembentukan tunas bunga. Krisan membutuhkan suhu yang hangat, suhu yang terbaik adalah + 24° C siang hari dan + 18° C pada malam hariKrisan membutuhkan suhu yang hangat, suhu yang terbaik adalah + 24° C siang hari dan + 18° C pada malam hari.
3.Kelembaban Udara
Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi kelembaban udara tinggi. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara  70%-80%.
4.Curah Hujan
Tanaman krisan membutuhkan air dalam jumlah yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan deras. Oleh karena itu pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam bangunan rumah plastic dan greenhouse.
5.Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perkembangan struktur tanaman akibat cahaya yang tidak berhubungan dengan fotosintesis dinamakan fotomorfogenesis.    Untuk membudidayakan tanaman krisan sepanjang tahun dibutuhkan pencahayaan tambahan guna menghilangkan pengaruh hari pendek dan merangsang pertumbuhan vegetatif. Intensitas cahaya rendah minimum 10 fc (foot candles) cukup efektif untuk memberikan respons hari panjang. Biasanya digunakan lampu pijar 100 watt dengan ketinggian 1,5 – 2,0 m di atas permukaan tanah dan 2,5 m antarlampu   Untuk membudidayakan tanaman krisan sepanjang tahun dibutuhkan pencahayaan tambahan guna menghilangkan pengaruh hari pendek dan merangsang pertumbuhan vegetatif. Intensitas cahaya rendah minimum 10 fc (foot candles) cukup efektif untuk memberikan respons hari panjang. Biasanya digunakan lampu pijar 100 watt dengan ketinggian 1,5 – 2,0 m di atas permukaan tanah dan 2,5 m antarlampu.
6.Air dan Mineral
berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Defisiensi / kekurangan salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.

PUSTAKAAN :
Nuyanto, Hery.2009.Budi Daya Tanaman Krisan.Jakrta: Ganeca Exact

Sunday 25 January 2015

Jenis-jenis Burung Puyuh

Di indonesia terdapat banyak terdapat burung puyuh, baik yang dapat di budidayakan baik yang berada di alam liar, mari lah kita coba lihat jenis- jenis puyuh yang ada diantaranya :

1. Arborophila Javonavic


Arborophila Javonavic atau biasa disebut sebagai puyuh gonggong memiliki suara yang terdengar mirip gong kecik dengan ciri-ciri fisik badan yang bulat dengan panjang tubuh sekitar 25 cm. Burung puyuh ini memiliki kepala yang berwarna merah gelap , paruh  yang berwarna hitam, kaki berwarna merah muda, warna badan kelabu dan agak kecokelatan. Burung ini memiliki ekor kebawah.puyuh ini hanya bertelur sebanyak 2 – 3 biji dalam sekali masa bertelur.

2. Rollulus Roulroul



Rollulus Roulroul atau lebih dikenali sebagai puyuh mahkota memiliki ciri-ciri bulu yang berwarna hijau untuk jantan dengan warna ekor belakang yang berwarna kebiru-biruan.Selain itu puyuh mahkota juga memiliki bulu sayap yang berwarna coklat gelap yang bulu pada bahagian kepala yang terlihat seperti kipas.Puyuh mahkota betina memiliki ciri-ciri fisik bulu yang berwarna biru coklat muda dan tidak memiliki bulu yang mirip kipas pada bahagian kepala.

3. Coturnix Chinensis


Coturnix Chinensis atau dikenali sebagai puyuh batu memiliki ciri fisik dengan panjang badan yang berukuran sekitar 15 cm. Puyuh batu jantan memiliki perut yang berwarna coklat,pada bahagian ekor terdapat warna campuran antara coklat serta garis yang berwarna kehitaman.Sedangkan untuk puyuh batu betina memiliki ciri fisik dengan warna coklat muda dengan garis kehitaman berserta kemerahan.Burung puyuh mampu bertelur sebanyak 4 hingga 6 biji dalam sekali bertelur.



Coturnix Japonica Quail

Japanese Taiwan Quail



White Quail       



                Super Quail


French Quail      


                                                            Bobwhite Quail
 Untuk Cara budidaya akan saya ulas di dalam artikel Budidaya Burung Puyuh, demikian semoga bermanfaat 




Sumber : http://zamripuyuh.blogspot.com/2013/05/jenis-burung-puyuh-baka-puyuhyang.html

Budidaya Puyuh Petelur

Tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan hewan yang satu ini, puyuh merupakan salah satu jenis burung yang tidak bisa terbang yang memiliki bentuk tubuh yang kecil dan berkaki pendek. Puyuh dalam bahasa jawa biasa disebut “gemak” dan dulunya sering diburu oleh petani ketika berada di persawahan maupun  di semak-semak. Burung puyuh terkenal akan kelezatan telurnya serta dagingnya yang gurih. Tentunya peluang usaha ternak puyuh cukup menjanjikan untuk di kembangkan karena dari segi permintaan tiap tahun semakin bertambah. Oleh karena itu, Serba Budidaya akan mengulas tentang cara Budidaya burung Puyuh yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sebelum kami menjalaskan tahapan ternak puyuh, alangkah baiknya kami memberikan alasan kenapa bisnis ternak puyuh sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Berikut ini kami rangkum secara singkat kelebihan ternak puyuh :
  • Permintaan telur puyuh semakin meningkat, sedangkan ketersediaan telur  puyuh masih sangat kurang. Tercatat untuk wilayah jabodetabek saja permintaan telur puyuh mencapai 14 juta telur per minggu nya, namun pasokan telur yang hanya tersedia 3,5 juta saja. Tentunya jika Anda ingin ternak puyuh, kesempatan untuk mendapatkan pasar potensial sangat terbuka lebar.
  • Harga puyuh setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan
  • Selain telur, daging burung puyuh juga terasa sangat lezat dan gurih, sehingga banyak dilirik oleh pengusaha kuliner. Tentunya jika Anda bisa berbisnis puyuh secara konsisten maka peluang kerja sama dengan para pengusaha kuliner semakin terbuka dan bisa meningkatkan omset penjualan
  • Selain telur dan daging, kotoran puyuh bisa dimanfaatkan untuk pupuk serta bisa dijadikan campuran pakan ikan karen di dalam kotoran puyuh terkandung nilai crude protein yang cukup tinggi.
  • Bulu burung puyuh juga bisa dijadikan sarana kerajinan tangan dan aneka perabotan rumah tangga seperti kemucing dan lain sebagainya.
  • Tidak membutuhkan lahan dan pekarangan yang luas untuk ternak puyuh. Sebagai perbandingan, jika Anda ternak 1000 ekor ayam maka membutuhkan luas sekitar 100 m². Sedangkan apabila ternak puyuh 1000 ekor, Anda cukup menyiapkan lahan sekitar 12 m² saja.
  • Belum adanya monopoli pasar pada perdagangan puyuh, sehingga Anda dengan leluasa mencari pasar potensial.
Perdasarkan rangkuman kami di atas, peluang bisnis ternak puyuh sangat potensial karena usaha ini dari hulu hingga hilir bisa termanfaatkan. Pada dasarnya ternak puyuh tidak membutuhkan sebuah keahlian khusus, Anda pun bisa memulai bisnis ini. Di Indonesia sendiri sentra ternak puyuh berada di kecamatan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat serta Sumatra.

Tahapan Cara Ternak Puyuh

1. Persyaratan Lokasi Ternak

  • Sebaiknya lokasi ternak puyuh cukup jauh dari tempat pemukiman dan usahakan tempatnya cukup tenang agar puyuh tidak mudah stress
  • Lokasi ternak sebaiknya strategis yang bisa memudahkan Anda dalam proses transportasi dan penjualan
  • Pastikan lokasi ternak terbebas dari wabah penyakit
  • Perhatikan pula apakah kawasan tempat peternakan rawan banjir atau tidak, apabila iya sebaiknya menggunakan kandang panggung yang memiliki tiang pondasi yang tinggi dan kokoh
  • Usahakan kawasan peternakan mendapatkan sirkulasi udara yang baik

2. Persiapan Kandang Puyuh

Dalam pembuatan kandang puyuh sebaiknya memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
  • kandang puyuh yang ideal memiliki temperatur suhu berkisar 20-25°C dengan tingkat kelembaban berkisar 30-80%
  • Pada siang hari, Anda cukup memberikan penerangan dengan memakai lampu 25-40 watt
  • Pada malam hari sebaiknya penerangan memakai lampu 40-60 watt
  • Sebaiknya lokasi kandang puyuh diatur sedemikian rupa hingga cahaya matahari bisa masuk ke kandang puyuh
  • Pada umumnya model dari kandang puyuh terbagi menjadi 2 macam yaitu sistem sangkar ( batere ) dan sistem litter ( lantai sekam ).
  • Kandang berukuran 1 m² bisa menampung anak puyuh 90 – 100 ekor, jika usia puyuh sudah mencapai 10 hari sebaiknya jumlah anak puyuh dikurangi hingga menjadi 60 ekor sampai berakhir masa anakan.
  • Kandang berukuran 1 m² untuk menampung 40 ekor puyuh sampai masuk masa bertelur

Sedangkan dalam ternak puyuh, kandang dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya ;
  • Kandang sebagai Induk Pembibitan
Jenis kandang ini sangat mempengaruhi hasil produktifitas dan kualitas dari telur puyuh. Seseuaikan ukuran kandang yang Anda buat dengan jumlah indukan puyuh yang dipelihara. Kandang puyuh yang ideal untuk digunakan pembibitan yaitu 1 ekor puyuh dewasa dengan luasan kandang 200 m²
  • Kandang Untuk Indukan Petelur
Kandang ini memiliki ukuran yang sama dengan jenis kandang untuk induk pembibitan, namun pada jenis kandang ini Anda bisa sedikit menambah kepadatan puyuh dalam satu kandang.
  • Kandang Untuk Anak Puyuh
Kandang ini digunakan untuk memelihara anak puyuh berumur 1 hari – 2 atau 3 minggu. Jenis kandang ini dianjurkan memakai pemanas ruangan untuk menjaga kehangatan anak puyuh. Ukuran kandang untuk anak puyuh idealnya PxLxT 100x100x40 cm dengan ketinggian kaki kandang  50 cm, ukuran kandang tersebut dapat menampung sekitar 90 – 100 anak puyuh.
  • Kandang Untuk Puyuh  3 – 6 minggu
Ukuran, bentuk dan kapasitas puyuh dalam kandang sama dengan jenis kandang untuk indukan petelur. Pada umunya jenis kandang ini memiliki alas berupa kawat ram.
Selain mempersiapkan kandang untuk ternak puyuh, Anda juga harus mempersiapkan peralatan pendukung ternak seperti tempat makan dan minum puyuh, tempat bertelur hingga tempat obat-obatan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.



ilustrasi – lukisan puyuh

3. Persiapan Bibit Puyuh

Dalam ternak puyuh, ada tiga jenis bibit berdasarkan tujuan pemeliharaannya, antara lain sebagai berikut ;
  • Bibit puyuh untuk telur konsumsi,
Jika Anda ingin ternak puyuh untuk keperluan produksi telur konsumsi, maka yang perlu Anda persiapkan yaitu memilih jenis ketam betina yang tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
  • Bibit puyuh untuk produksi daging
Apabila ternak bertujuan untuk produksi daging, sebaiknya dipilih bibit puyuh jantan dan jenis puyuh petelur afkiran
  • Bibit puyuh untuk penghasil telur tetas
Pilihlah jenis bibit puyuh betina yang memiliki produktifitas telur yang baik dan untuk puyuh pejantan dipilih yang sehat dan sudsh siap untuk dikawinkan

4. Perawatan Puyuh

  • Jaga Kebersihan Kandang
Selalu jaga kebersihan kandang puyuh untuk mencegah timbulnya penyakit dan sebaiknya lakukan vaksinasi pada periode waktu tertentu
  • Pengontrolan Penyakit
Lakukan secara rutin pengontrolan penyakit secara berkala dan jika ada salah satu puyuh yeng terindikasi kurang sehat segera dipisahkan dari puyuh-puyuh yang lain untuk mencegah penyakit menular. Segera lakukan pengobatan pada puyuh yang skit sesuai dengan anjuran dinas peternakan atau penyuluh setempat.
  • Pakan Puyuh
Ada beberapa bentuk pakan dalam ternak puyuh diantaranya, bentuk palet, bentuk remah-remah serta bentuk tepung. Untuk pakan anak puyuh sebaiknya diberikan 2 kali yaitu pagi dan sore hari. Lain halnya dengan puyuh remaja dan dewasa, Anda sebaiknya memberikan pakan satu kali sehari pada waktu pagi hari. Pemberian minum anak puyuh bisa dilakukan sepanjang hari.
  • Pemberian Vaksinasi & Obat
Pada usia 4 – 7 hari burung puyuh divaksinasi dengan jumlah dosis setengah dari jumlah dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata ( intra okuler ) atau bisa menggunakan air minum ( peroral ).
Demikianlah tentang cara budidaya Puyuh Petelur, semogabisa bermanfaat.


Keterangan Gambar : 
  1. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHMlLGCz94wl-8UNHbjhO12oBOSoqfnRBOcj-xxoe3-2G3avkvwzujBzhtMvVKzEn5hW9otMg7AVmfDSj8K_gR5wcR8OhL4hNol96r43eqcTGJVG_Ahxu59FiWVLO7A-aG3sd5k1mCmput/s1600/8+hari.jpg
  2. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgroiIGl-oW-JC_z3QpeeLj6LsgiBoFhJTNhLLQzz7hmVVRa0x4W7LZJ0b2Yr0vvjMbNO7lz9nol28yMcJUGI_788BuuhLYKC2OTzIKZ730z-XFBFAKl818lGP-eMwEdeXfjlBKfSCQqGKE/s1600/Bibit+DOQ+Puyuh+umur+3+minggu.jpg



Jenis Jamur Tiram

Jamur tiram yang sering kita dengar dan masyarakat pada umumnya hanya mengenal jamur tiram putih, namun kenyataan nya jamur tiram dalam keluarga pleurotus memiliki warna dan jenis jamur tiram yang berbeda diantaranya yaitu:
  • Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

    jamur tiram putih Atau biasa disebut juga white mushroom dijepang dikenal dengan isebutan shimeji dari anggota keluarga pleurotus, jamur inilah yang paling terkenal karena hampir semua pembudidaya jamur tiram mengenalnya dan membudidayakannya, Jenis jamur tiram ini memiliki warna putih disemua bagian tubuh buahnya, Jamur tiram ini memiliki tiram/tudung jamur dewasa antara 2,8 sampai 7,9 cm. Dengan permukaan tudung yang licin dan sedikit berminyak. Jamur tiram putih adalah satu-satunya yang paling populer dan sudah tidak asing lagi dilidah masyarakat, begitupula diindonesia sudahmenyebar pembudidaya jamur tiram putih, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan sayuran ini baik di pasar tradisional maupun disupermarket sekitar tempat tinggal.
  • jamur tiram merah/pink (Pleurotus flabellatus)

    jamur tiram merah/fink Selain khasiatnya yang sangat baik sebagai obat penyakit yang berhubungan dengan darah, jamur tiram ini memiliki penampilan yang cantik, terutama ketika masih berusia sangat muda, sehingga tidak heran jika jamur tiram merah dijepang terkenal dengan nama sakura shimeji karena warnanya yang memang warna tudung jamur tiram ini sangat mirip dengan bunga sakura yang berwarna pink muda, saat dimasak warnanya akan memudar karena kalor/panas maka dari itu para ahli masakan lebih memilih jamur tiram pink ini untuk pengisi semarak warna pada salad. Jamur tiram pink memiliki tiram/tudung dengan diameter sekitar 5 sampai 10cm,dan memiliki daun tudung yang lebih tebal namun jumlah rumpunnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan jamur tiram putih
  • Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinipileatus)

    jamur tiram kuning Jamur tiram jenis ini paling cantik dari keluarganya, ia memiliki tiram/tudung berwarna kuning bersinar lebarnya bisa mencapai 2,5 sampai 5 cm jamur tiram ini biasa disebut juga golden oyster atau jamur tiram emas. Karena kecantikannya, jamur tiram ini memiliki perlakuan istimewa yang sangat unik, orang-orang enggan memasaknya karena sayang dengan penampilannya yang menawan, sehingga banyak yang lebih memilih sebagai tanaman pajangan layaknya bunga, meski demikian jamur tiram kuning,memiliki rasa nutty seperti kacang kacangan walaupun warnanya akan sedikit memudar jika dimasak, Jamur tiram kuning selain dari ekstraknya yang bersifat anthiperlipidemia dan antioksidan juga mengandung lektin yang sanagt berkhasiat mencegah tumbuhnya tumor. Menurut study penelitian yang dilakukan di china uji coba dengan memasukkan 5 mg lektin terhadap tikus yang terserang penyakit sarkoma,terbukti mampu menghambat perkembangan tumor sampai 80%, penelitian yang luar biasa. Ekstrak jamur tiram kuning lainnya yaitu gilikoprotein dengan dosis 12,5 mg mujharab mmengatasi proliferasi sel kanker leukimia, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit gairah laki-laki (afrodisiak) Jika dilihat dari sisi ekonominya jamur tiram kuning memiliki 2 potensi yang sama bagusnya, karena rasanya yang lezat ditambah khasiatnya yang luarbiasa bagi kesehatan sangat baik dijadikan tanaman sayur konsumsi seperti jamur pada umumnya, atau tak kalah juga potensi ekonominya jika dijadikan tumbuhan hias yang dipajang di ladang agrowisata sebagai objek wisata dan penelitian.
  • Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sayor caju)

    jamur tiram abu-abu Jamur tiram jenis ini masih sulit dicari baik dipasaran ataupun pembudidayanya,jamur tiram abu-abu memiliki ektrak rasa yang sedikit manis, Dijepang jamur ini disebut shimeji grey, memiliki tubuh buah berwarna abu-abu, dan tiram/tudung mencapai diameter 4 sampai 12 cm, perbedaan lainnya dari jamur tiram ini adalah dari rumpunnya yang cenderung lebih sedikit dibanding jamur tiram lainnya,.




  • Jamur tiram cokelat (Pleurotus cytidiosus)

    jamur tiram coklat Jamur tiram cokelat memiliki tudung berwarna abu abu kecoklatan. Tiram/tudung buahnya berdiameter antara 4 hingga 10 cm. Jamur tiram jenis ini memiliki citarasa lebih gurih. Jika dibandingkan dengan jamur tiram putih dan jamur tiram abu-abu Jamur tiram cokelat mempunyai rumpun yang lebih sedikit, kendati demikian jamur tiram ini memiliki tudung yang lebih tebal dan berpengaruh terhadap kekuatan saat penyimpanan.


  • Jamur tiram raja/king(Pleurotus umbellatus)

    jamur tiram king Ini dia rajanya jamur tiram yang tersohor dengan julukan king oyster. Jamur tiram king memiliki kekenyalan dalam texturenya, dan ketebalan tiram yang paling tebal dikeluarganya, sehingga paling kuat juga daya simpannya dibanding semua jenis jamur tiram lainnya, namun jamur tiram ini tidak banyak memiliki rumpun. Jamur tiram raja sudah mulai dibudidayakan sejak 1993 di taiwan,jepang,cina menjadi agrobisnis yang berkembang pesat, dan mampu menembus pasar eksport inport asia tenggara, bahkan ditoko-toko china tersedia juga jamur tiram king dalam betuk kering..


Itulah keluarga jamur tiram yang ada dan bisa diaplikasikan, meskipun sebenarnya masih ada satu jenis lainnya yaitu jamur tiram biru jamur tiram biru namun belum ada hasil penelitian ilmuwan yang mempublikasikannya lebih luas sehingga reperensinya belum begitu populer. Adanya berbagai jenis jamur tiram sebagian adalah hasil persilangan yang dilakukan oleh seorang ahli di dalam bidang bioteknologi dari Mushroom Research Unit belanda, yaiutu Dr. Anton S.M. Sonenberg

Dari beberapa keluarga jamur tiram yang paling populer dan paling banyak dibudidayakan hanya tiram putih,abu-abu dan coklat karena sifatnya yang mudah dibudidayakan cepat beradaptasi terhadap lingkungan dan juga memiliki produktivitas yang baik.namun bukan berati jenis jamur tiram lain tidak bisa dibudidayakan,semua jenis jamur tiram ini dapat dibudidayakan namun kecenderungannya masih kurang.

Demikian terimakasih, Semoga bermanfaat.

Budidaya Jamur Tiram

Apakabar sobat budidaya, kali ini Serba Budidaya akan sedikit mengulas tentang Teknik dan Budidaya jamur tiram karena menurut saya Budidaya jamur tiram tergolong sangat mudah dan tidak membutuhkan Lahan yang terlalu luas, akan tetapi Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun bisa dibilang mudah, akan tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut kita abaikan maka hasilnya pun kurang optimal bahkan kita akan mengalami kegagalan. Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium.  Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.
Jamur hiratake atau jamur tiram putih merupakan jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau king oyster mushroom.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapukatau pokok batang pohon yang sudah ditebang. Jamur tiram putih juga bisa tumbuh pada medium serbuk gergaji, limbah jerami, atau limbah kapas. Dinamakan jamur tiram karena mempunyai rasa dan tekstur yang mirip tiram yang berwarna putih.
Jamur tiram yang dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp ini memiliki sebutan yang berbeda di tiap daerah, di antaranya shimeji (Jepang), abalon mushroom atau oyster mushroom (Eropa atau Amerika), dan supa liat (Jawa Barat). Jamur tiram, Pleurotus ostreatus, pertama kali di budidayakan di Jerman sebagai makanan alternatif selama Perang Dunia I dan sekarang sengaja dibudidayakan secara komersial di seluruh dunia untuk makanan. Budidaya pertama ini didokumentasikan oleh Kaufert.
Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substraknya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang lain dengan pertimbangan tertentu.

Ciri fisik Jamur Tiram

jamur tiramTubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu-abu, cokelat, hingga putih dengan permukaan yangĂ‚ hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11 x 3-4 um. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.


Saat masih muda, jamur tiram berbentuk seperti kancing yang kemudian berkembang menjadi pipih. Warna tudungnya cokelat gelap kebiru-biruan lalu segera menjadi cokelat pucat dan berubah menjadi putih bila telah dewasa. Tangkai sangat pendek dan berwarna putih.

Persiapan Penanaman Jamur Tiram

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit berkualitas yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau. Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram.  Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 C°.
Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Namun berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu.
Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.
Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.

Sterilisasi Bahan

Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada suhu 100 C°. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemudian dicampur dan diberi air sekitar 50—60% hingga adonan menjadi rata dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam plastik, media harus benar-benar padar agar jamur yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat di dalam plastik dengan cara menekan—nekan adonan hingga benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin paralon dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.

Sterilisasi Baglog

Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk penanaman sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan disinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.
Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi dapat dilakukan dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi ketika angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang terpenting adalah jangan sampai jamur kekurangan udara segar.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan yang lain, serangan hama penyakit kemungkinan dapat berbeda-beda.

HAMA PENYAKIT JAMUR TIRAM

Ulat

Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tida bersih.
Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.
Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.
Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih. Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman di sekitar rumah kumbung.
Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.

Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis moluska)

Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah. Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan produk organik. Keuntungan jika pemberantasan hama serangga dilakukan dengan cara mekanis antara lain, dapat memangkas biaya selama perawatan dan juga ramah lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog. Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya dengan tangan.

TUMBUHNYA CENDAWAN ATAU JAMUR LAIN

Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
Tangkai Memanjang
Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna. Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.

PANEN DAN PASCA PANEN

Pemanenan merupakan kegiatan budidaya yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penanaman selama panen dan pasca panen harus dilakukan dengan baik.

Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram

Jamur tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram dapat dilakukan dalam jangka waktu 4o hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah terbentuk. Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula dengan meruncngnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak untuk dipanen adalah jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk dipasarkan, misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.

Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram

Penanganan yang dilakukan usai pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahapan agar produk jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik.

Penyortiran

Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah. Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat dipasarkan.

Demikian semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka.

  1.  Jamurpedia
  2. sumber gambar : http://sumarsih07.files.wordpress.com/2010/01/di-kumbung-jamur.jpg dan http://st281560.sitekno.com/images/art_16550.jpg